> >

Tim Penyelamat Temukan Puing-Puing Pesawat Tempur Filipina dan Dua Jasad Pilot

Kompas dunia | 5 Maret 2025, 16:36 WIB
Tim Penyelamat Temukan PuingPuing Pesawat Tempur Filipina dan Dua Jasad Pilot
Dua pesawat tempur FA-50 Angkatan Udara Filipina terbang dalam patroli dan sesi latihan gabungan dengan AS di atas Laut Cina Selatan, Selasa, 4 Februari 2025. (Sumber: Angkatan Udara Filipina melalui AP, File)

MANILA, KOMPAS.TV — Tim penyelamat menemukan puing-puing pesawat tempur Filipina dan jasad dua pilotnya pada hari Rabu (5/3/2025). Puing pesawat ditemukan di wilayah pegunungan di selatan negara itu, tempat mereka dikerahkan dalam misi malam hari untuk melawan gerilyawan komunis.

Pesawat FA-50 hilang komunikasi dalam misi tempur dengan pesawat angkatan udara lainnya pada Selasa lalu. Mereka diketahui belum mencapai area target di Provinsi Bukidnon selatan. 

Pesawat lainnya berhasil kembali dengan selamat ke pangkalan udara di Provinsi Cebu bagian tengah setelah melakukan serangan. Pesawat FA-50 dikerahkan bersama pesawat angkatan udara lainnya untuk memberikan dukungan tempur kepada pasukan yang memerangi puluhan gerilyawan Tentara Rakyat Baru yang diduga berada di dekat Kota Cabanglasan di Bukidnon. 

"Itu adalah kecelakaan total," kata Komandan Militer Regional Letnan Jenderal Luis Rex Bergante.

Menurut Bergante, puing pesawat ditemukan oleh pasukan khusus Filipina di sebuah hutan di Gunung Kalatungan di Bukidnon.

Baca Juga: Pesawat Tempur Filipina Hilang saat Jalankan Misi Antipemberontak

Seorang juru bicara militer regional, Letnan Kolonel Francisco Garello, mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa jasad kedua pilot angkatan udara tersebut ditemukan di dekat reruntuhan.

Seperti dikutip dari The Associated Press, pilot dapat melontarkan diri dari jet supersonik tersebut jika mereka menghadapi masalah, tetapi angkatan udara Filipina mengatakan masih belum jelas apakah kedua pilot di dalam FA-50 tersebut melontarkan diri saat jatuh.

Juga belum diketahui apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat tersebut, yang diakuisisi oleh pemerintah Filipina dari sebuah perusahaan Korea Selatan sekitar satu dekade lalu. Angkatan Udara Filipina mengatakan mereka masih melakukan penyelidikan mengenai kasus ini.

Menurut angkatan udara Filipina, 11 pesawat FA-50 lainnya dilarang terbang setelah insiden tersebut. Selain operasi anti-pemberontakan, pesawat-pesawat tersebut telah digunakan dalam berbagai kegiatan, mulai dari upacara nasional besar hingga patroli di Laut China Selatan yang disengketakan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU