Uni Eropa Tegas ke Israel: Tolak Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza
Kompas dunia | 25 Februari 2025, 17:16 WIB
BRUSSELS, KOMPAS.TV — Uni Eropa menegaskan penolakannya terhadap rencana Israel untuk memindahkan paksa warga Gaza, di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap gencatan senjata dan eskalasi kekerasan di Tepi Barat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas dalam pertemuan tingkat tinggi dengan Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar di Brussels, Senin (24/2/2025).
“Kami mendukung kembalinya setiap warga Palestina yang terusir ke Gaza, yang merupakan rumah mereka,” kata Kallas dikutip dari The National.
Baca Juga: Pemimpin Negara-Negara Arab Bahas Rencana Trump soal Gaza di Riyadh, Upaya Rekonstruksi Jadi Fokus
“Kami terus memantau perkembangan di lapangan dan tidak bisa menyembunyikan keprihatinan kami terhadap situasi di Tepi Barat," imbuhnya.
Ini merupakan pertemuan pertama antara UE dan Israel dalam dua tahun terakhir, saat gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas masih berlangsung di Gaza.
Hingga Senin kemarin, Israel masih mengerahkan tank ke Tepi Barat yang memicu kekhawatiran bahwa mereka berencana mencaplok sebagian wilayah tersebut.
Langkah itu pun mendapat tantangan keras dari Palestina serta sebagian besar komunitas internasional, termasuk Uni Eropa.
Saar membela operasi militer Israel dengan menyatakan pengerahan tank bertujuan menargetkan “teroris” dan tidak memiliki tujuan lain.
Kallas menegaskan, gencatan senjata adalah kesempatan nyata untuk menghentikan siklus kekerasan.
Namun, perbedaan pendapat mengenai pendekatan terhadap konflik Israel-Palestina masih mewarnai hubungan UE dan Israel.
Beberapa negara anggota UE mendorong agar blok tersebut meninjau kepatuhan Israel terhadap klausul hak asasi manusia dalam Perjanjian Asosiasi UE-Israel. Namun, tidak ada kesepakatan dalam hal ini.
Baca Juga: Gambar Udara Detik-Detik Hamas Membebaskan Tiga Sandera Asal Israel di Gaza
Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp memperingatkan agar pertemuan tersebut tidak menjadi forum yang hanya berisi kritik terhadap Israel.
Pasal 2 Perjanjian Asosiasi UE-Israel menyatakan, penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah elemen penting dalam perjanjian tersebut.
UE merupakan mitra dagang terbesar Israel, dan setiap penangguhan perjanjian bisa berdampak signifikan terhadap perekonomian Israel.
Saar menyatakan bahwa hubungan UE-Israel seharusnya tidak “disandera” oleh konflik dengan Palestina.
Uni Eropa menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara dan mendorong peran Otoritas Palestina dalam pemerintahan Gaza pasca-perang.
“Ketika waktunya tiba, UE akan mendukung rekonstruksi Gaza,” kata Kallas.
Baca Juga: Kondisi Membaik Meski Masih Kritis, Paus Fransiskus Mulai Kembali Bekerja dan Hubungi Paroki di Gaza
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : The National