Rusia Kecam Rencana Trump Ambil Alih Gaza, Sebut Sebagai Bentuk Cancel Culture Barat
Kompas dunia | 5 Februari 2025, 22:55 WIB
MOSKOW, KOMPAS.TV – Rusia dengan keras mengecam rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mengambil alih Jalur Gaza, menyebutnya sebagai bentuk lain dari "cancel culture" yang dilakukan oleh Barat.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam pertemuan meja bundar dengan para duta besar di Moskow pada Rabu (5/2/2025), menyoroti bagaimana kebijakan Barat, terutama yang diterapkan oleh AS, semakin menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan keputusan internasional demi kepentingan politiknya sendiri.
Lavrov menegaskan, rencana Trump untuk menguasai Gaza dan merelokasi warga Palestina merupakan cerminan dari kecenderungan Barat untuk mengesampingkan keputusan sah yang sebelumnya telah diakui secara global.
Baca Juga: Trump Ingin AS Ambil Alih Kepemilikan atas Gaza, Negara Timur Tengah Menentang
"Cancel culture ini kini menjadi semakin nyata dalam konteks situasi di Timur Tengah," ujar Lavrov dikutip dari Anadolu.
Ia merujuk pada keputusan Dewan Keamanan PBB yang sebelumnya diakui oleh seluruh komunitas internasional sebagai dasar utama untuk membentuk negara Palestina merdeka.
Namun, keputusan tersebut, menurut Lavrov, kini justru telah diabaikan begitu saja.
Pernyataan Lavrov muncul sebagai tanggapan terhadap pernyataan Trump pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington pada Selasa (4/2).
Trump mengumumkan, AS akan mengambil alih Gaza setelah memindahkan warga Palestina ke lokasi lain dalam sebuah proyek pembangunan yang ia klaim dapat mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."
Baca Juga: Hamas dan Sekutu AS Kecam Donald Trump Soal Gaza, Saudi Ancam Tak Akui Israel tanpa Palestina
"AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan menangani itu juga. Kami akan memilikinya," kata Trump.
Rusia bergabung dengan berbagai negara lain yang mengecam keras usulan tersebut. Sebelumnya, Indonesia, negara-negara Arab, serta para aktivis hak asasi manusia telah menyatakan keberatan mereka terhadap rencana Trump, yang dianggap sebagai upaya mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka.
Moskow telah lama mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya cara yang sah dan adil untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
Dengan menyinggung bagaimana keputusan internasional dapat dengan mudah "dibatalkan" oleh Barat, Lavrov menegaskan bahwa rencana Trump adalah bentuk nyata dari politik sepihak yang mengabaikan hukum internasional.
Sementara kecaman terhadap Trump terus berdatangan, masa depan Jalur Gaza kini semakin diselimuti ketidakpastian, terutama menjelang perundingan baru terkait gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Baca Juga: Indonesia Tolak Keras Rencana Donald Trump Ambil Alih Gaza
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Anadolu