> >

Warga Gaza Tolak Usulan Trump untuk Tinggalkan Tanah Air Palestina

Kompas dunia | 28 Januari 2025, 11:51 WIB
Warga Gaza Tolak Usulan Trump untuk Tinggalkan Tanah Air Palestina
Warga Palestina kembali bergerak menuju Gaza utara. (Sumber: Anadolu Agency)

Bagi banyak warga, kembali ke rumah yang hancur adalah bentuk perlawanan.

Baca Juga: Saat Puluhan Ribu Warga Palestina Pulang Kembali ke Tanah Leluhur Gaza yang Hancur

"Biarkan Trump mengatakan apa pun yang dia inginkan," ujar warga lain, Mahmoud Zebda.

“Kami tidak meninggalkan Gaza saat bom berjatuhan di atas kepala kami – mengapa kami harus pergi sekarang setelah perang berakhir?” imbuhnya.

Sejumlah warga pun tampak menggali dengan tangan kosong untuk menemukan sisa-sisa rumah mereka dan korban di bawah reruntuhan.

“Situasi di Gaza sangat menantang. Kebutuhan hidup dasar sangat terbatas dan kami terpaksa memulai dari awal lagi," kata Zebda. 

"Namun, kami tidak dapat melakukannya sendiri – kami membutuhkan dukungan dari orang lain untuk membantu kami bangkit kembali. Harapan utama kami adalah keselamatan dan kesempatan untuk membangun kembali Gaza.” 

Biaya untuk membangun kembali Gaza diperkirakan mencapai 40-50 miliar dolar AS selama satu dekade, menurut Naser Mufrej, profesor di Universitas Amerika Arab di Ramallah.

Saat ini, gencatan senjata memungkinkan 600 truk masuk setiap hari, tetapi sebagian besar membawa makanan dan obat-obatan, bukan material untuk membersihkan jutaan ton puing-puing.  

Bagi rakyat Palestina, setiap upaya memindahkan mereka dari Gaza mengingatkan pada “Nakba” atau “bencana” tahun 1948, ketika banyak dari mereka diusir dari tanah air mereka saat pembentukan Israel.  

“Kami akan membangunnya kembali. Ini tanah kami dan kami adalah anak-anaknya. Kami memahaminya dan tanah ini memahami kami. Tanah ini tidak akan pernah menerima negara lain selain kami," ucap Hassouna. 

Baca Juga: Tertahan Militer Israel, Pengungsi Palestina Tertahan Saat Ingin Kembali ke Gaza Utara

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : The National News


TERBARU