> >

China Eksekusi Mati Dua Pelaku Pembunuhan Massal

Kompas dunia | 20 Januari 2025, 19:40 WIB
China Eksekusi Mati Dua Pelaku Pembunuhan Massal
Orang-orang berkumpul di dekat sebuah pusat olahraga setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke orang-orang yang sedang berolahraga di lokasi tersebut di Zhuhai, China, Senin, 11 November 2024. Pelaku penabrakan massal ini dieksekusi mati Senin (20/1/2025). (Sumber: Kyodo News via AP)

BEIJING, KOMPAS.TV — China mengeksekusi mati dua orang yang melakukan serangan massal yang menewaskan banyak orang, Senin (20/1/2024). Dua orang tersebut dianggap telah melakukan kejahatan besar terhadap masyarakat.

Orang pertama yang dieksekusi adalah Fan Weiqu, yang berusia 62 tahun. Ia merupakan pelaku yang menabrakkan mobilnya ke kerumunan orang di luar stadion olahraga di Kota Zhuhai. 

Akibat tindakannya ini, sedikitnya 35 orang tewas dan serangan tersebut menjadi serangan paling mematikan di negara itu dalam kurun waktu lebih dari satu dekade. Menurut keterangan polisi, Fan melakukan penabrakan itu karena frustasi dengan masalah penyelesaian perceraiannya.

Baca Juga: Penusukan Massal di Kampus China Tewaskan 8 Orang, Pelaku Ternyata Lulusan Baru

Sedangkan orang kedua yang juga dieksekusi mati pada Senin hari ini adalah Xu Jiajin yang berusia 21 tahun. Dia menewaskan delapan orang dan melukai 17 lainnya dalam serangan penusukan di sebuah sekolah di Kota Wuxi pada bulan November 2024 lalu.

Polisi mengatakan, Wu frustasi karena gagal dalam ujian sekolah dan tidak lulus. Lebih dari itu, dia juga tidak puas dengan gajinya ketika melakukan magang.

Pembunuhan tersebut mendorong Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk mendesak pemerintah daerah mengambil tindakan untuk mencegah serangan semacam itu terjadi lagi. Di China, pembunuhan massal pada orang tak dikenal disebut sebagai "kejahatan balas dendam terhadap masyarakat."

Baca Juga: Warga Zhuhai Berduka atas 35 Orang yang Tewas dalam Serangan Penabrakan Mobil

Hukuman mati kedua pria itu dijatuhkan oleh pengadilan rakyat menengah di Kota Zhuhai dan Wuxi pada Desember 2024 dan disetujui oleh Mahkamah Rakyat Agung. 

China diyakini telah mengeksekusi lebih banyak tahanan setiap tahun daripada seluruh negara di dunia jika digabungkan, meskipun jumlah pastinya dirahasiakan negara. 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU