Kim Jong-un Klaim Rudal Hipersonik Korea Utara Mampu Hadapi Rival di Pasifik
Kompas dunia | 7 Januari 2025, 14:04 WIBSelain rudal hipersonik, Kim juga menargetkan pengembangan kapal selam bertenaga nuklir, satelit mata-mata, dan rudal balistik antar benua (ICBM) berbahan bakar padat.
Korea Selatan Bantah Klaim Kim Jong-un
Namun, klaim Kim Jong-un terkait keberhasilan Korea Utara ini diragukan oleh militer Korea Selatan.
Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan menyatakan bahwa hasil analisis menunjukkan rudal tersebut hanya terbang sejauh 1.100 kilometer dan tidak mencapai puncak kedua seperti yang dilaporkan KCNA.
"Kami tidak menemukan indikasi bahwa rudal tersebut mencapai puncak kedua selama penerbangan. Analisis kami menunjukkan bahwa klaim Korea Utara ini kemungkinan besar berlebihan," ujar Juru Bicara JCS Kolonel Lee Sung-un dalam konferensi pers di Seoul.
Sebelumnya, Korea Utara telah beberapa kali dituduh melebih-lebihkan keberhasilan uji coba senjatanya.
Meski begitu, para analis mengakui bahwa Pyongyang tampaknya terus menunjukkan kemajuan dalam program senjata hipersoniknya.
"Teknologi rudal hipersonik bukanlah hal yang mudah dikuasai. Namun, kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan adanya kerja sama teknologi dengan negara lain, seperti Rusia," ujar Hong Min, peneliti senior di Korea Institute for National Unification.
Baca Juga: Tentara Korea Utara di Rusia Mabuk-mabukan, Moral Pasukan Kim Jong-Un Diyakini Anjlok
Uji coba rudal ini dilakukan hanya beberapa pekan sebelum pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump.
Langkah Korea Utara dipandang sebagai pesan kuat kepada Washington di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea.
Kim juga mengecam kerja sama militer antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang, yang disebutnya telah berubah menjadi "blok militer agresi."
Dalam pertemuan akhir tahun Partai Buruh, Kim menegaskan bahwa negaranya akan mengadopsi strategi kontraaksi paling keras terhadap Amerika Serikat.
Melalui pengembangan rudal hipersonik, Korea Utara tampaknya ingin menunjukkan bahwa mereka masih menjadi pemain utama dalam persaingan geopolitik di Asia Timur.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Yonhap