> >

Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza dengan Robot Peledak

Kompas dunia | 26 Desember 2024, 00:05 WIB
Arsip. Setidaknya 2.600 orang, termasuk pasien, warga sipil yang mengungsi, dan staf medis, hari Selasa malam (21/11/2023) masih bertahan di dalam Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza yang dikepung pasukan Israel. (Sumber: Anadolu)

Kekurangan air, makanan, dan obat-obatan selama pengepungan membuat kondisi di rumah sakit tersebut semakin mengkhawatirkan. 

“Selama pengepungan di Rumah Sakit Indonesia, kami mengalami kondisi yang sangat buruk, kekurangan air, makanan, dan obat-obatan. Tidak ada kebutuhan dasar untuk bertahan hidup," tambahnya.

Selain itu, perawat tersebut menceritakan perasaannya yang terperangkap oleh ancaman kematian, mirip dengan deskripsi Dr. Safiyeh di Rumah Sakit Kamal Adwan.

"Mereka yang mencoba meninggalkan rumah sakit ditembaki oleh pesawat tanpa awak Israel yang terus-menerus terbang di atas rumah sakit dari segala arah," ungkapnya.

Baca Juga: Utusan Vatikan Pimpin Misa di Gaza Jelang Natal: Perang Akan Usai dan Kita Akan Membangun Kembali

Rumah Sakit Al Awda juga menjadi target. Lantai tiga bangunan tersebut dibom, menyebabkan kerusakan dan korban luka. 

Serangan menggunakan robot penghancur di sekitar rumah sakit menghancurkan rumah-rumah di sekitarnya dan menyebarkan ketakutan.

Moumen Abu Hazaa, salah satu korban yang terjebak bersama saudaranya, menggambarkan situasi itu sebagai "bencana". 

“Kami hidup dalam kondisi yang sangat buruk di rumah sakit, menanggung pengeboman setiap hari dengan berbagai cara. Pendudukan sengaja menargetkan setiap objek bergerak di dekat pintu masuk rumah sakit, meninggalkan banyak korban dan mayat tergeletak di jalan,” katanya.

“Tadi malam, pendudukan meledakkan beberapa robot yang ditanam di sekitar rumah sakit, menghancurkan puluhan rumah, merusak bagian-bagian rumah sakit, dan menyebarkan kepanikan di antara pasien, perawat, dan staf medis," ceritanya.

Kondisi serupa terjadi di Tepi Barat. Serangan Israel di Tulkarm dan Nablus pada malam Natal mengakibatkan delapan korban tewas, termasuk dua perempuan. 

Penduduk kamp pengungsi Tulkarm menghadapi pemadaman listrik dan air sejak serangan dimulai.

“Terjadi kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada infrastruktur dan rumah-rumah di mana banyak yang telah diledakkan – termasuk rumah-rumah milik keluarga para martir," kata Ketua Serikat Dokter, Dr. Radwan Balibla. 

Baca Juga: Kekerasan Israel di Gaza Berlangsung Intens, PBB Ungkap Pengiriman Bantuan Hampir Mustahil

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The National


TERBARU