> >

Bethlehem Bersiap Rayakan Natal, Kirim Doa dan Harapan Perdamaian di Palestina

Kompas dunia | 24 Desember 2024, 20:28 WIB
Para biarawati berjalan di sepanjang Gereja Kelahiran, yang secara tradisional diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus, pada Malam Natal, di kota Betlehem, Tepi Barat, Selasa, 24 Desember 2024. (Sumber: AP Photo/Matias Delacroix)

BETHLEHEM, KOMPAS.TV - Suasana Natal di Bethlehem tahun ini jauh berbeda.

Kota yang dikenal sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus ini, pada hari Selasa (24/12/2024), bersiap merayakan hari besar umat Kristiani dengan kesedihan yang mendalam. 

Di tengah ketegangan akibat perang yang masih berkecamuk di Gaza, kota yang menjadi simbol perdamaian ini akan melewati Natal untuk kedua kalinya dalam kondisi yang jauh dari meriah.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Alun-Alun Manger yang biasanya dipenuhi lampu hias dan pohon Natal raksasa kini tampak kosong. 

Barisan wisatawan asing yang biasanya memenuhi kota pada musim liburan pun tak terlihat.

Pawai marching band pemuda yang sering menjadi bagian dari perayaan Natal juga tidak ada. 

Bahkan, meskipun hari Natal menjelang, suasana yang biasa meriah kini tampak begitu sunyi.

Di sekitar Gereja Kelahiran Yesus, tempat yang dianggap sebagai lokasi kelahiran Sang Juru Selamat, pasukan keamanan Palestina telah menyiapkan pembatas dan mempersiapkan kawasan tersebut dengan membersihkan tempat sampah yang tertinggal. 

Wali Kota Bethlehem, Anton Salman menjelaskan, meskipun perayaan Natal kali ini terkesan sepi, pesan perdamaian tetap menjadi yang utama.

"Selalu, pesan Bethlehem adalah pesan perdamaian dan harapan," kata Salman dikutip dari The Associated Press.

"Namun di hari-hari ini, kami juga mengirimkan pesan kepada dunia: Perdamaian dan harapan, tetapi dunia harus bekerja untuk mengakhiri penderitaan kami sebagai bangsa Palestina," katanya.

Baca Juga: Norwegia Sebut Negara Palestina Merdeka Harus Mencakup Tepi Barat, Gaza, dan Sebagian Yerusalem

Tahun ini, Bethlehem merasakan dampak buruk yang lebih dalam dari pada tahun sebelumnya. 

Kota yang bergantung pada sektor pariwisata - dengan menyumbang sekitar 70 persen dari pendapatannya - sekarang menghadapi kehancuran ekonomi yang parah. 

Biasanya, Bethlehem menarik sekitar dua juta wisatawan setiap tahunnya, namun jumlah tersebut turun drastis setelah pandemi dan lebih jauh lagi akibat perang yang berkecamuk di Gaza.

Menurut Jiries Qumsiyeh, juru bicara Kementerian Pariwisata Palestina, jumlah pengunjung ke Bethlehem pada 2024 diperkirakan tidak lebih dari 100.000 orang. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU