Musim Dingin Melanda Gaza, Warga Palestina Berjuang Melawan Angin Kencang dan Tenda Terancam Roboh
Kompas dunia | 23 Desember 2024, 10:02 WIBJALUR GAZA, KOMPAS.TV — Musim dingin melanda Jalur Gaza dan hampir 2 juta warga Palestina yang mengungsi akibat perang saat ini tengah berjuang untuk melindungi diri mereka dari angin, dingin dan hujan.
Mereka mengalami kekurangan selimut dan pakaian hangat. Selain itu, mereka hanya memiliki sedikit kayu untuk dibakar sebagai penghangat. Sementara itu, tenda serta terpal yang mereka miliki untuk berlindung sudah kusam dan ditambal sulam.
Shadia Aiyada, yang mengungsi dari Rafah ke daerah pesisir Muwasi, hanya memiliki satu selimut dan sebotol air panas untuk menjaga delapan anaknya agar tidak menggigil di dalam tenda mereka yang rapuh.
“Kami merasa takut setiap kali mengetahui dari ramalan cuaca bahwa hari-hari hujan dan berangin akan datang. Kami khawatir tenda-tenda kami akan terangkat oleh angin. Selain itu, kami khawatir cuaca akan berangin kencang dan akan merobohkan tenda-tenda ketika kami berada di dalam,” katanya.
Dengan suhu malam hari yang dapat turun hingga 4 derajat Celsius, Aiyada khawatir anak-anaknya akan jatuh sakit karena tidak memiliki pakaian hangat.
Baca Juga: PM Malaysia Dukung Pernyataan Prabowo soal Palestina di KTT D-8 Mesir
“Ketika mereka meninggalkan rumah, anak-anaknya hanya memiliki pakaian musim panas,” katanya. Mereka terpaksa meminjam beberapa pakaian dari saudara dan teman untuk menghangatkan diri.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan tentang orang-orang yang tinggal di tempat penampungan sementara yang tidak aman yang mungkin tidak akan bertahan hidup di musim dingin.
“Setidaknya 945.000 orang membutuhkan perlengkapan untuk musim dingin, yang telah menjadi sangat mahal di Gaza,” kata PBB seperti dikutip dari The Associated Press. PBB juga khawatir tentang penyebaran penyakit menular, yang melonjak musim dingin lalu.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, telah merencanakan sepanjang tahun untuk menghadapi musim dingin di Gaza, tetapi bantuan yang dapat diberikan ke wilayah tersebut tidak mencukupi untuk semua orang.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press