> >

Rusia dan Ukraina Saling Serang dengan Rudal, Satu Orang Tewas di Kyiv

Kompas dunia | 20 Desember 2024, 17:19 WIB
Dalam foto yang disediakan oleh administrasi militer kota Kyiv ini tampak petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi yang dihantam serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, Jumat, 20 Desember 2024. (Sumber: Administrasi militer kota Kyiv melalui AP)

KYIV, KOMPAS.TV — Serangan rudal balistik Rusia menghantam Kyiv, Ukraina, pada Jumat (20/12/2024) dini hari, menewaskan setidaknya satu orang dan melukai sembilan lainnya. 

Serangan tersebut terjadi beberapa saat sebelum matahari terbit dengan tiga ledakan keras terdengar di ibu kota Ukraina tersebut. 

Pemerintah kota Kyiv melaporkan, puing-puing rudal yang jatuh menyebabkan kerusakan dan kebakaran di tiga distrik. 

Akibat serangan ini, sistem pemanas di 630 gedung tempat tinggal, 16 fasilitas medis, serta 30 sekolah dan taman kanak-kanak mengalami gangguan.

Dilansir The Associated Press, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan serangan ke Kyiv dilakukan sebagai respons atas serangan Ukraina ke wilayah Rostov. 

Baca Juga: Putin Ungkap Seharusnya Rusia Invasi Ukraina Lebih Cepat, tapi Siap Bicara dengan Trump

Ukraina disebut menggunakan enam rudal Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan Amerika Serikat dan empat rudal Storm Shadow buatan Inggris dalam serangan tersebut.

Penggunaan senjata buatan Barat ini kembali memicu kemarahan Kremlin. Rusia sebelumnya sudah mengecam penggunaan rudal jarak jauh buatan AS oleh Ukraina dalam serangan ke wilayah Rusia pada 19 November lalu.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pihaknya menggunakan "senjata presisi tinggi, jarak jauh" untuk menyerang beberapa target di Ukraina.

Target tersebut meliputi pusat komando intelijen militer Ukraina, lokasi produksi sistem rudal Neptune, sistem rudal jelajah berbasis darat, serta sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat.

“Tujuan serangan telah tercapai. Seluruh target berhasil dihantam,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia melalui Telegram.

Meski begitu, hingga saat ini, klaim dari Rusia tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Baca Juga: 100 Tentara Korea Utara Disebut Tewas Saat Bantu Rusia di Perang Ukraina, Termasuk Perwira

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU