> >

Dibenci karena Kejahatannya yang Keji, Predator Seks Reynhard Sinaga Diserang Napi Lain di Penjara

Kompas dunia | 18 Desember 2024, 09:50 WIB
Kepolisian Manchester Raya merilis foto Reynhard Sinaga saat dia ditangkap dalam kondisi babak belur pada 2017 lalu. (Sumber: GREATER MANCHESTER POLICE via BBC Indonesia)

LONDON, KOMPAS.TV – Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang menjadi salah satu pelaku kekerasan seksual terburuk dalam sejarah Inggris, dilaporkan mengalami serangan di penjara HMP Wakefield, sebuah fasilitas Kategori A yang menampung narapidana dengan tingkat keamanan tinggi. 

Meski berhasil menghindari cedera serius, Reynhard disebut menjadi target utama karena kejahatannya yang sangat keji.  

Sumber internal penjara menyebutkan bahwa Reynhard hampir mengalami luka parah akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok narapidana lainnya pada bulan Juli lalu.

“(Reynhard) Sinaga arogan dan dibenci secara umum. Dia jelas menjadi sasaran di penjara karena kejahatannya yang bejat. Dia hampir mengalami cedera serius. Dia dalam bahaya,” ujar sumber The Sun dikutip dari The Independent, Senin (16/12/2024).

Reynhard Sinaga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2020 atas 159 pelanggaran seksual, termasuk pemerkosaan terhadap 136 pria muda.

Kejahatan itu dilakukan selama ia tinggal di Manchester sebagai mahasiswa antara 2015 hingga 2017.  

Modus operandi Sinaga adalah memanfaatkan korban yang dalam kondisi mabuk di sekitar klub malam dan pub. 

Ia kemudian membujuk mereka untuk kembali ke apartemennya, membius mereka menggunakan zat gamma-hydroxybutyrate (GBH), dan melakukan pelecehan seksual saat korban tidak sadarkan diri.  

Baca Juga: Detik-Detik Presiden Prabowo Tiba di Kairo, Terima Buket Bunga dari Dua Anak Indonesia di Mesir

Kejahatan Reynhard Sinaga terungkap setelah korban terakhirnya pada Juni 2017 berhasil sadar saat serangan berlangsung. Korban melawan dan melaporkan insiden tersebut kepada polisi.

Penyelidikan lebih lanjut menemukan ratusan jam rekaman video yang menunjukkan tindakan kekerasan seksual Reynhard Sinaga terhadap para korban.  

Barang-barang pribadi milik korban, seperti ponsel, kartu identitas, dan jam tangan, juga ditemukan di apartemennya, memungkinkan polisi untuk melacak dan mengidentifikasi korban.

Banyak di antara mereka tidak menyadari telah menjadi korban hingga dihubungi oleh pihak berwenang.  

Hakim Suzanne Goddard yang menangani kasus tersebut menggambarkan skala kejahatan Sinaga sebagai sesuatu yang “luar biasa” dan menyebut salah satu korban yang menyebutnya “monster” sebagai deskripsi yang tepat.  

Sementara itu, Ian Rushton dari Crown Prosecution Service menyatakan bahwa Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris, bahkan mungkin di dunia. 

“Rasa kepemilikan seksualnya yang ekstrem hampir tidak bisa dipercaya, dan dia pasti akan terus menambah jumlah korbannya jika tidak ditangkap,” ujarnya.   

Baca Juga: Meta Pemilik Facebook Didenda Rp4,25 Triliun atas Pelanggaran Data Tahun 2018

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Independent


TERBARU