> >

AS Sebut Puluhan Tentara Korea Utara Tewas di Perang Rusia-Ukraina

Kompas dunia | 17 Desember 2024, 13:30 WIB
Dalam foto yang dirilis pemerintah Korea Utara ini tampak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengecek latihan penembakan artileri di Korea Utara, 7 Maret 2024. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa puluhan tentara Korea Utara tewas saat bertempur bersama pasukan Rusia melawan Ukraina. 

Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan bahwa pasukan Korea Utara terlihat mulai aktif di garis depan pertempuran. 

Kirby mengungkapkan bahwa kerugian yang diderita oleh pasukan Korea Utara tersebut cukup signifikan, meski belum ada angka pasti.  

“Kami percaya bahwa mereka telah mengalami kerugian signifikan, baik tewas maupun terluka. Saya memperkirakan jumlahnya mencapai puluhan, tetapi sulit untuk memberikan angka pasti saat ini,” ujar Kirby dalam konferensi pers daring, Senin (16/12/2024), dikutip dari Yonhap.

Kirby menambahkan, keterlibatan tentara Korea Utara ini masih dalam tahap awal. 

“Perpindahan mereka dari garis kedua ke garis depan baru saja terlihat. Kami mungkin akan memiliki gambaran yang lebih jelas dalam beberapa hari mendatang,” ujarnya.  

Pernyataan Kirby ini menjadi konfirmasi pertama dari Washington terkait korban jiwa yang dialami pasukan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina.  

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, juga mengonfirmasi laporan tersebut. 

Miller menegaskan bahwa tentara Korea Utara yang berada di medan perang merupakan target sah bagi militer Ukraina.  

“Dalam pandangan kami, tentara Korea Utara yang dikerahkan ke Kursk sudah menjadi target yang sah. Mereka memasuki perang, dan mereka adalah pejuang yang menjadi target sah bagi militer Ukraina,” kata Miller.

Baca Juga: Ukraina Ungkap Bunuh 30 Tentara Korea Utara yang Bantu Rusia di Kursk, Klaim Musuh Kalah

Miller memperingatkan bahwa jika pasukan Korea Utara melintasi perbatasan ke wilayah Ukraina, hal itu akan menjadi eskalasi lebih lanjut. 

“Kami telah melihat tentara Korea Utara yang tewas saat bertugas di medan perang di dalam wilayah Rusia, dan jika mereka menyeberangi perbatasan ke Ukraina, itu akan menjadi eskalasi lain oleh pemerintah Rusia dan juga eskalasi oleh pemerintah Korea Utara untuk mengirim pasukan Korea Utara guna melakukan perang agresi terhadap negara berdaulat yang independen di dalam perbatasan negara itu,” ujarnya.  

Pentagon turut membenarkan bahwa pasukan Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran di Kursk, Rusia. 

Mayor Jenderal Pat Ryder, Juru Bicara Pentagon, mengatakan bahwa pasukan tersebut mulai aktif bertempur pekan lalu.  

“Kami menilai bahwa tentara Korea Utara telah terlibat dalam pertempuran di Kursk. Kami juga memiliki indikasi bahwa mereka mengalami korban tewas dan terluka,” tutur Ryder.

Kursk merupakan salah satu wilayah garis depan barat Rusia yang menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina.  

Sementara itu, Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) menyebut bahwa tentara Korea Utara dikerahkan dalam operasi serangan sebagai bagian dari unit gabungan dengan marinir dan pasukan udara Rusia.  

DIU menyatakan bahwa pasukan Korea Utara mengalami kerugian besar akibat serangan Ukraina. 

“Pasukan tersebut menderita kerugian yang tidak dapat dipulihkan,” demikian pernyataan DIU.  

DIU juga menyoroti hambatan bahasa sebagai kendala utama dalam koordinasi antara pasukan Rusia dan Korea Utara di medan perang.  

Sebelumnya, AS menyebut lebih dari 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim untuk mendukung Rusia dalam perang ini. 

Langkah tersebut memicu kekhawatiran akan semakin berlarutnya konflik dan dampaknya terhadap stabilitas keamanan global.  

Washington menilai keterlibatan Korea Utara dapat memperpanjang perang dan berdampak pada keamanan di Eropa maupun kawasan Indo-Pasifik. 

Baca Juga: Tentara Korea Utara Disebut Tembak Mati 8 Pasukan Rusia di Kursk, Kendala Bahasa Diklaim Penyebabnya

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Yonhap


TERBARU