> >

Pemimpin Pemberontak Suriah Peringatkan Israel, Zionis Tak Miliki Alasan Lanjutkan Serangan

Kompas dunia | 15 Desember 2024, 10:50 WIB
Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmad Al-Sharaa atau Abu Mohammed Al-Julani  berbicara di Masjid Umayyah, Damaskus, Suriah, Minggu (8/12/2024). (Sumber: AP Photo/Omar Albam)

DAMASKUS, KOMPAS.TV - Pemimpin pemberontak Suriah memperingatkan kepada Israel, yang sejak tergulingnya Presiden Bashar Al-Assad pekan lalu, terus melakukan serangan.

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmad Al-Sharaa, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani, mengatakan Israel tak memiliki alasan lanjutkan serangan udara ke Suriah.

Ia juga menegaskan serangan terbaru Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Tanag Suriah telah melanggar batas, dan mengancam eskalasi yang tak dibernarkan di wilayah itu.

Baca Juga: Eks Penyerang Manchester City Terpilih Jadi Presiden Georgia, Pernah Jebol Gawang Manchester United

Pada awal pekan ini setelah tergulingnya Assad, Israel telah meluncurkan operasi militer besar menghancurkan kemampuan militer strategis Suriah.

Termasuk di antaranya lokasi senjata kimia, rudal, air pertahanan, Angkatan udara dan juga angkatan laut.

Israel sendiri beralasan mereka melakukan serangan itu untuk menghindari alat militer itu untuk jatuh ke tangan elemen bermusuhan.

Negara zionis itu tak mempedulikan kecaman internasional atas aksinya tersebut, juga telah memasuki zona penyangga yang menjadi tempat patrol PBB di dataran Tinggi Golan beberapa jam setelah pemberontak Suriah menguasai Damaskus.

Israel bahkan mengatakan tak akan terlibat dalam konflik di Suriah dan menegaskan perebutan zona penyangga yang ditetapkan pada 1974 itu merupakan tindakan defensif dan bersifat sementara.

Hal itu akan dilakukan sampai Israel dapat menjamin keamanan di sepanjang perbatasan.

Dikutip dari The Times of Israel, Sabtu (14/12/2024), Ahmad Al-Shaara menyerukan kepada komunitas internasional untuk kembali bertanggung jawab menghindari eskalasi.

Selain itu juga garansi untuk menghormati kedaulatan Suriah.

Tanpa menunjuk Israel langsung, ia berbicara lebih jauh mengenai solusi diplomatik sebagai satu-satunya jalan memastikan keamanan dan stabilitas.

Juga sebagai opsi yang akan dipilih daripada petualangan militer yang tak dipertimbangkan dengan baik.

Sharaa mengatakan bahwa saat ini Israel telah lelah dengan perang sipil selama bertahun-tahun.

Juga pada fase ini  Suriah tak akan terseret ke dalam konflik yang dapat menyebabkan kehancuran lebih lanjut, dengan prioritas utama adalah rekonstruksi dan stabilitas.

Ia menambahkan bahwa kubu Iran di Suriah telah menimbulkan bahaya bagi negara tersebut, bagi negara-negara tetangga dan negara teluk.

Baca Juga: Israel Klaim Kuasai Wilayah Udara Suriah, Fasilitas Nuklir Iran Jadi Sasaran Berikutnya

“Kami mampu mengakhiri kehadiran Iran di Suriah, namun kami bukanlah musuh rakyat Iran,” ucap Sharaa.

Ia juga menyebutkan beberapa masalah yang perlu segera diatasi oleh pemerintahan baru dalam mengelola Suriah pasca perang.

Ia menekankan pentingnya meninggalkan mentalitas revolusioner yang mendorong pemberontak, dan perlunya membangun institusi modern, menjamin supremasi hukum dan menghormati hak-hak seluruh warga Suriah.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : The Times of Israel


TERBARU