> >

Kapal Ikan Milik China Dibajak di Perairan Somalia, 18 Kru Selamat

Kompas dunia | 7 Desember 2024, 01:05 WIB
Sebuah kapal ikan milik China dengan 18 kru di dalamnya dibajak di perairan timur laut Somalia pekan lalu. (Sumber: Google Maps/VOA)

MOGADISHU, KOMPAS.TV – Sebuah kapal ikan milik China dengan 18 kru di dalamnya dibajak di perairan timur laut Somalia pekan lalu. Otoritas lokal mengonfirmasi bahwa seluruh kru dalam keadaan selamat, meski kapal tersebut kini berada dalam kendali kelompok bersenjata.

Seorang pejabat dari Distrik Xaafuun, Negara Bagian Puntland, mengatakan insiden ini melibatkan penjaga keamanan kapal yang bergabung dengan kelompok bersenjata setempat. 

Pejabat tersebut menambahkan, kapal saat ini berada di wilayah pesisir Somalia di bawah kendali para pembajak.

Insiden ini menarik perhatian global setelah misi angkatan laut Uni Eropa, Eunavfor Atalanta, mengeluarkan pernyataan resmi. 

Menurut Eunavfor, otoritas maritim setempat telah memberi tahu mereka, dan investigasi mengungkap bahwa kapal tersebut dikuasai oleh pria bersenjata.

“Mengenai kru kapal, ada hingga 18 orang. Tidak ada yang terluka. Setelah penyelidikan, insiden ini diklasifikasikan sebagai perampokan bersenjata di laut,” demikian bunyi pernyataan Eunavfor dikutip dari The Associated Press, Jumat (6/12/2024).

Seorang pengusaha lokal yang enggan disebutkan namanya menyebut kapal berbendera Taiwan tersebut telah beroperasi di perairan Somalia selama tiga tahun terakhir dengan lisensi resmi dari pemerintah Puntland. 

Baca Juga: Khawatir Intrusi Moskow, Angkatan Laut Filipina Bayangi Kapal Selam Rusia di Laut China Selatan

Pada saat pembajakan, kapal dikawal dua penjaga keamanan yang kemudian bersekutu dengan para pembajak.

Kapal itu awalnya dibawa ke Jiifle, sebuah wilayah pesisir di Distrik Godobjiraan, sebelum dipindahkan ke beberapa lokasi lain. 

Saat ini, kapal diduga berada di Maraya, sebuah desa pesisir yang berada di bawah yurisdiksi Distrik Eyl.

Laporan tidak terverifikasi menyebut bahwa pembajak awalnya meminta tebusan sebesar 5 juta dollar AS atau sekitar Rp79 miliar.

Namun, tawaran 1 juta dollar AS yang diajukan pihak terkait ditolak oleh pembajak. Hingga kini, otoritas Somalia belum mengonfirmasi kebenaran klaim tersebut.

Pembajakan kapal di perairan Somalia mengingatkan kembali pada masa kelam di kawasan tersebut. 

Pada 2011, puncak aktivitas pembajakan tercatat dengan lebih dari 160 insiden, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Meski demikian, jumlah kejadian telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir berkat kehadiran angkatan laut internasional, termasuk pasukan Amerika Serikat, di perairan internasional. 

Baca Juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Kafé Somalia, Sedikitnya 7 Orang Tewas

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU