> >

Israel Serang Lebanon di Tengah Gencatan Senjata, 11 Orang Tewas

Kompas dunia | 3 Desember 2024, 16:58 WIB
Mobil dan bangunan yang terbakar akibat roket Hizbullah terlihat di permukiman pertanian Avivim, dekat perbatasan Lebanon di Galilea Atas, Israel, pada Senin 2 Desember 2024. Meskipun ada gencatan senjata dengan Hizbullah, warga Israel tetap waspada untuk kembali ke wilayah utara. (Sumber: AP Photo/Ohad Zwigenberg)

BEIRUT, KOMPAS.TV — Israel melancarkan serangan udara terbesar ke Lebanon sejak kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah mulai berlaku pekan lalu. Serangan ini menewaskan setidaknya 11 orang pada Senin (2/12/2024) dan meningkatkan risiko eskalasi konflik di kawasan tersebut.

Serangan terbaru itu terjadi setelah Hizbullah menembakkan proyektil ke wilayah Mount Dov, area yang disengketakan antara Lebanon, Israel, dan Suriah. Ini menjadi aksi pertama Hizbullah sejak gencatan senjata selama 60 hari mulai diterapkan Rabu pekan lalu. 

Dilansir dari The Associated Press, kelompok militan tersebut mengeklaim serangannya sebagai respons atas apa yang disebut sebagai "pelanggaran berulang" oleh Israel.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan Israel menghantam sejumlah wilayah di Lebanon selatan. 

Serangan di Desa Haris menewaskan lima orang dan melukai dua lainnya. Di Desa Tallousa, empat orang dilaporkan tewas, sementara dua lainnya mengalami luka-luka.

Israel sendiri juga mengeklaim serangan tersebut menargetkan infrastruktur dan peluncur roket milik Hizbullah. 

Baca Juga: Warga Berbondong-Bondong Pulang ke Lebanon Selatan usai Gencatan Senjata Israel dan Hizbullah

Sebelumnya, Israel juga melancarkan serangan udara dan artileri, termasuk serangan drone yang menewaskan seorang pengendara motor di Lebanon selatan.

Militer Israel menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari hak untuk mempertahankan diri sesuai kesepakatan gencatan senjata. 

Namun, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri menuding Israel telah melanggar gencatan senjata lebih dari 50 kali dalam beberapa hari terakhir.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU