Dikritik Zelensky, Kanselir Olaf Scholz Kunjungi Ukraina, Pertama Kali dalam 2,5 Tahun Terakhir
Kompas dunia | 2 Desember 2024, 19:46 WIBKIEV, KOMPAS.TV — Kanselir Jerman Olaf Scholz mengunjungi Ukraina untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun terakhir, Senin (2/12/2024). Kunjungan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah ia dikritik oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy karena melakukan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kunjungan Scholz dilakukan menjelang pemilihan umum Jerman yang diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan Februari. Saat kampanye berlangsung, Scholz telah menunjuk status Jerman sebagai pemasok senjata terbesar kedua bagi Ukraina sekaligus menyoroti "kehati-hatiannya" dalam bekerja untuk mencegah perang meningkat dan menolak mengirimkan rudal jelajah jarak jauh Taurus.
Scholz sangat berhati-hati tentang pembicaraan tentang mempercepat keanggotaan NATO bagi Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, ia menekankan pentingnya menemukan jalan menuju perdamaian.
Baca Juga: Ratusan Ribu Tentara Ukraina Kabur dari Perang Lawan Rusia, Disebut Lumpuhkan Rencana Perang Kiev
Scholz mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan Zelenskyy, ia akan mengumumkan pengiriman militer lebih lanjut bulan ini dengan total 650 juta euro.
"Saya ingin menegaskan di sini bahwa Jerman akan tetap menjadi pendukung terkuat Ukraina di Eropa," katanya.
Meskipun demikian, Scholz dikritik oleh Zelenskyy pada bulan November karena berbicara dengan Putin. Dalam panggilan telepon itu, Scholz mendesak Putin agar terbuka terhadap negosiasi dengan Ukraina, tetapi pemimpin Rusia itu mengatakan bahwa setiap kesepakatan damai harus mengakui perolehan teritorial Rusia dan tuntutan keamanan, termasuk agar Kiev meninggalkan keanggotaannya di NATO.
Zelenskyy menyatakan bahwa panggilan telepon kepada Putin berisiko membuka "kotak Pandora" dan hanya akan membuat Rusia tidak terlalu terisolasi. Ia melakukan perjalanan ke Berlin pada bulan Oktober untuk bertemu Scholz guna menggalang dukungan bagi "rencana kemenangannya" untuk mengakhiri perang di Ukraina dalam sebuah tur ke ibu kota Eropa.
Baca Juga: Zelensky Dorong Ukraina di Bawah Payung NATO untuk Akhiri Konflik dengan Rusia
Rencana tersebut mencakup saran agar Ukraina menerima undangan resmi untuk bergabung dengan NATO dan permintaan agar Kiev diberi izin untuk menggunakan rudal jarak jauh guna menyerang target militer di dalam Rusia.
Beberapa negara Barat memberikan izin bagi Kiev untuk melakukan serangan jarak jauh dengan senjata mereka pada bulan November. Menyusul keputusan tersebut, Putin mengatakan Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina dengan rudal balistik jarak menengah yang tak terhentikan yang dijuluki Oreshnik. Itu menandai pertama kalinya rudal semacam itu digunakan dalam perang atau konflik lainnya.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Associated Press