> >

Khawatir Intrusi Moskow, Angkatan Laut Filipina Bayangi Kapal Selam Rusia di Laut China Selatan

Kompas dunia | 2 Desember 2024, 20:05 WIB
Struktur dan bangunan Tiongkok di pulau buatan di Fiery Cross Reef di kelompok pulau Spratly di Laut China Selatan terlihat pada Minggu 20 Maret 2022. (Sumber: AP Photo/Aaron Favila)

MANILA, KOMPAS.TV — Militer Filipina mengerahkan kapal angkatan laut dan pesawat angkatan udara untuk membayangi kapal selam Rusia, yang melewati Laut China Selatan di lepas pantai barat negara itu, pada minggu lalu. Peristiwa ini diungkapkan oleh seorang pejabat keamanan Filipina, Senin (2/12/2024).

“Kapal selam Rusia itu mengidentifikasi dirinya ketika dihubungi oleh Angkatan Laut Filipina dalam sambungan radio. Mereka mengatakan bahwa kapal itu sedang dalam perjalanan pulang ke kota Vladivostok di Rusia, setelah melakukan latihan dengan Angkatan Laut Malaysia,” kata Jonathan Malaya, Asisten Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional Filipina.

“Kapal selam itu, seperti kapal asing lainnya, memiliki hak lintas damai di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara itu. Namun menimbulkan kekhawatiran ketika terlihat pada hari Kamis sekitar 148 kilometer di lepas pantai Provinsi Mindoro, Filipina,” kata Malaya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Isi Pertemuan Joe Biden dan Prabowo, Bahas Gaza hingga Laut Cina Selatan

“Kapal selam itu terlihat setelah muncul ke permukaan karena kondisi terkait cuaca,” kata Malaya.

"Semua itu sangat memprihatinkan," kata Presiden Ferdinand Marcos Jr. kepada wartawan ketika ditanya tentang kapal selam itu.

“Setiap intrusi ke Laut Filipina Barat, ke ZEE kami, ke garis dasar kami adalah tindakan yang sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Laut Filipina Barat merupakan sebutan Filipina untuk wilayah di Laut China Selatan yang diklaim Filipina sebagai wilayahnya.

Lonjakan yang mengkhawatirkan dalam konfrontasi teritorial, khususnya antara penjaga pantai dan pasukan angkatan laut China dan Filipina, yang dimulai tahun lalu telah mendorong pengawasan yang lebih ketat oleh Amerika Serikat dan pemerintah Barat lainnya terhadap rute perdagangan global utama tersebut.

Baca Juga: Bongbong Marcos Tegaskan Politik Kotor Tidak Akan Jatuhkan Filipina

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU