Dokter Ini Bersaksi di PBB tentang Gaza: Genosida Paling Terdokumentasi dalam Sejarah
Kompas dunia | 30 November 2024, 06:45 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV — Tanya Haj-Hassan, seorang dokter yang pernah menjadi relawan di Gaza, menangis ketika memberikan kesaksian tentang penderitaan yang dialami rakyat Gaza.
Kesaksiannya disampaikan dalam sebuah pertemuan di Markas Besar PBB, Selasa (26/11/2024), yang digelar menjelang Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang diperingati setiap tanggal 29 November.
Dalam pertemuan itu, Haj-Hassan mengungkapkan pengalaman pribadinya selama berada di Gaza yang dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023.
Ia menyebut apa yang terjadi di Gaza sebagai “genosida yang paling terdokumentasi dalam sejarah.”
Baca Juga: Israel Kembali Bom Permukiman di Utara Gaza, Dokter: Kebanyakan Korban Anak-Anak dan Perempuan
“Saya ingin seluruh dunia tahu bahwa saya adalah manusia. Saya bukan pena di atas kertas atau anonim. Saya adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan,” ujarnya dengan suara bergetar, seperti dilansir Anadolu, Jumat (29/11/2024).
Haj-Hassan mengecam kurangnya respons global terhadap pelanggaran hukum internasional, pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kejahatan seperti ini, dalam konteks lain, akan langsung memicu sanksi. Namun, respons dunia terhadap Gaza tetap penuh impotensi,” katanya.
Ia juga menyoroti propaganda yang digunakan untuk membenarkan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Propaganda ini tidak hanya membungkam, tetapi juga mendiskreditkan mereka yang berusaha mengungkap kebenaran,” tambahnya.
Haj-Hassan turut mengkritik minimnya representasi suara rakyat Palestina dalam diskusi global. Ia menyebut sistem internasional saat ini cenderung mengabaikan nilai kehidupan warga Palestina.
“Rekan-rekan Palestina saya tidak hadir hari ini karena sistem yang ada tidak mengakui nilai nyawa mereka,” tegas Haj-Hassan.
Tenaga medis itu juga menyoroti larangan masuknya jurnalis internasional ke Gaza. Dia mengatakan suatu hari nanti catatan-catatan yang dibuat warga Palestina untuk merekam genosida yang mereka alami, akan digali.
Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam Kesombongan Penjajah Israel di Palestina
Ancaman terhadap Dunia
Haj-Hassan memperingatkan bahwa apa yang terjadi di Gaza tidak hanya menjadi ancaman bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi supremasi hukum global.
Ia menyebut kekerasan di Gaza berisiko meluas ke negara-negara tetangga seperti Lebanon.
“Jika solidaritas sesama manusia tidak cukup untuk mendorong tindakan, pikirkan bagaimana ini akan meluas,” katanya.
Serangan Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober tahun lalu telah menewaskan lebih dari 44.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Sebanyak 104.900 orang dilaporkan terluka akibat serangan tersebut.
Pekan lalu, Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, Israel sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).
Haj-Hassan menutup testimoninya dengan seruan agar masyarakat internasional segera bertindak.
“Dibutuhkan keberanian untuk melawan sistem yang korup,” ujarnya.
“Apa yang saya katakan di sini tidak akan pernah cukup menggambarkan realitas yang telah dialami rakyat Palestina selama lebih dari 400 hari, bahkan 76 tahun sebelumnya,” katanya.
Baca Juga: Begini Kondisi Pengungsi Gaza saat Musim Dingin
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Anadolu