PBB: Jumlah Pekerja Kemanusiaan yang Tewas Meningkat Pada Tahun 2024 Dibanding Sebelumnya
Kompas dunia | 22 November 2024, 21:00 WIBJENEWA, KOMPAS.TV — Tahun 2024 ini diketahui lebih banyak pekerja kemanusiaan, staf perawatan kesehatan, personel pengiriman, dan pekerja bantuan lainnya yang tewas, dibandingkan tahun-tahun lainnya. Laporan ini diungkapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (22/11/2024).
“Pertumpahan darah di Timur Tengah telah menjadi penyebab tunggal terbesar dari 281 kematian pekerja kemanusiaan secara global tahun ini,” menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).
“Bahkan sebelum tahun ini berakhir, tahun 2024 telah menjadi tahun paling mematikan yang pernah tercatat bagi pekerja kemanusiaan di seluruh dunia,” kata juru bicara OCHA Jens Laerke. Ia mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa angka tersebut melampaui rekor sebelumnya yaitu 280 kematian untuk keseluruhan tahun lalu.
Baca Juga: PBB: Hampir Tidak ada Makanan yang Sampai ke Gaza Selama 40 Hari Terakhir
“Para pekerja kemanusiaan tersebut bekerja dengan berani dan tanpa pamrih di tempat-tempat seperti Gaza, Sudan, Lebanon, Ukraina, dan sebagainya. Mereka menunjukkan sisi terbaik yang dapat ditawarkan oleh kemanusiaan, dan mereka pun terbunuh sebagai balasannya — dalam jumlah yang sangat banyak,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
“Angka-angka ini akan mengirimkan gelombang kejut di sekitar komunitas kemanusiaan, terutama di garis depan respons,” tambahnya.
PBB mengatakan angka-angka tersebut berasal dari Aid Worker Security Database, sebuah proyek yang didanai AS yang dijalankan oleh sebuah kelompok yang berbasis di Inggris yang disebut Humanitarian Outcomes.
Sebanyak 268 pekerja kemanusiaan yang terbunuh — termasuk dari organisasi non-PBB seperti Palang Merah dan Bulan Sabit Merah — adalah staf nasional, sementara 13 adalah staf internasional.
Sekitar 230 pekerja bantuan telah terbunuh di wilayah Palestina yang diduduki, menurut database tersebut pada hari Jumat. Tidak disebutkan apakah itu Gaza atau Tepi Barat.
Baca Juga: Utusan PBB Ungkap Hampir Seluruh Penduduk Utara Gaza Diusir Israel: Kondisi Terburuk Selama Perang
Laerke mengatakan ancaman terhadap pekerja bantuan meluas ke luar Gaza, dengan tingkat kekerasan yang tinggi, penculikan, cedera, pelecehan, dan penahanan sewenang-wenang yang dilaporkan di Afghanistan, Kongo, Sudan Selatan, Sudan, Ukraina, Yaman, dan tempat lainnya.
OCHA mengatakan total 333 pekerja kemanusiaan telah tewas sejak konflik terakhir antara Israel dan kelompok militan Hamas meletus.
“Jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat perang yang telah berlangsung selama 13 bulan telah melampaui 44.000,” kata pejabat kesehatan setempat pada hari Kamis.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : The Associated Press