> >

Israel Kembali Bom Permukiman di Utara Gaza, Dokter: Kebanyakan Korban Anak-Anak dan Perempuan

Kompas dunia | 21 November 2024, 18:30 WIB
Tenda pengungsian warga Palestina di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Dier Al-Balah, Jalur Gaza terbakar usai dibom Israel, 14 Oktober 2024. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Pasukan Israel dilaporkan kembali mengebom areal permukiman di utara Jalur Gaza pada Rabu (20/11/2024) malam waktu setempat. Pengeboman di daerah Beit Lahiya dan Syaikh Radwan di utara Gaza dilaporkan membunuh lebih dari 100 orang.

Di Beit Lahiya, serangan udara Israel dilaporkan membunuh setidaknya 88 orang. Sedangkan serangan di Syaikh Radwan membunuh setidaknya 22 orang. Militer Israel juga menyerang daerah Al-Mawasi di selatan Gaza dan membunuh tujuh orang, satu di antaranya anak-anak.

Direktur satu-satunya fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di utara Gaza, Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safia menyebut kebanyakan korban Israel yang dibawa ke rumah sakitnya adalah anak-anak dan perempuan.

Baca Juga: Amerika Serikat Memveto Resolusi Gencatan Senjata Gaza

Hussam menyebut sebagian besar korban sedang tidur saat dibom Israel. Hussam menambahkan bahwa rumah sakitnya kewalahan dengan banyaknya korban yang dibawa ke Rumah Sakit Kamal Adwan.

"Korban dalam jumlah besar telah tiba dan masih banyak jenazah yang tergantung di dinding, langit-langit. Sebagian besar anak-anak dan perempuan yang dibawa tadi," kata Hussam dikutip Al Jazeera, Kamis (21/11).

"Sebagian besar yang dibawa ke sini sedang tidur ketika terbunuh. Situasinya sangat mengerikan. Kami kewalahan dengan banyaknya korban luka dan korban jiwa yang dibawa ke Rumah Sakit Kamal Adwan.

Hussam Abu Saifa menyampaikan bahwa serangan Israel mengenai sebuah blok permukiman di dekat rumah sakit. Menurutnya, petugas rumah sakit bekerja mengevakuasi jenazah dan menyelamatkan korban yang terjebak reruntuhan.

"Kami beroperasi dengan sumber daya yang sangat terbatas, inilah kenapa banyak staf kami sibuk menyelamatkan korban luka karena kurangnya ambulans dan sumber daya," kata Hussam."

Militer Israel sendiri mengepung utara Gaza dan meluncurkan operasi pengeboman masif sejak awal Oktober lalu. Militer Israel pun melarang petugas kemanusiaan atau bantuan memasuki utara Gaza.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU