Bom Bunuh Diri di Stasiun Kereta Pakistan Tewaskan 26 Orang Termasuk Tentara, Ulah Kelompok Ini
Kompas dunia | 10 November 2024, 10:28 WIBQUETTA, KOMPAS.TV - Aksi bom bunuh diri terjadi di Pakistan setelah seorang pria meledakkan dirinya di sebuah stasiun kereta api di barat daya Pakistan.
Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (9/11/2024) waktu setempat, dan menewaskan 26 orang, termasuk tentara dan pegawai kereta api.
Insiden itu juga melukai sekitar 62 orang lainnya, dan beberapa di antaranya dilaporkan dalam keadaan kritis.
Baca Juga: Qatar Mundur jadi Mediator Israel-Hamas, Masa Depan Gaza Makin Gelap
Seorang administrator Pemerintah Pakistan Hamza Shafqaat mengatakan serangan bom bunuh diri itu terjadi ketika sekitar 100 penumpang tengah menunggu kereta untuk bepergian ke Rawalpindi dari Quetta, Ibu Kota Provinsi Balochistan.
“Biasanya sangat sulit untuk menghentikan serangan bunuh diri seperti ini,” kata Shafqaat saat ditanya mengenai pelanggaran keamanan yang menyebabkan terjadinya insiden tersebut, seperti dikutip dari Associated Press.
Sedangkan Penanggung Jawab Keamanan di Stasiun Kereta Quetta Shahid Nawaz, menegaskan tak ada pelanggaran karena pelaku menyamar sebagai penumpang. Ia juga meledakkan dirinya di antara orang-orang di stasiun tersebut.
Juru Bicara Departemen Kesehatan Wasim Baig, dan kepolisian mengatakan selusin tentara dan enam pegawai kereta api di antara yang tewas karena ledakan tersebut.
Padahal sebuah gerbang telah dipasang untuk memeriksa apakah ada orang tang membawa bahan peledak.
Namun, ada beberapa pintu masuk lain ke stasiun yang memiliki pengamanan seperti itu.
Kelompok separatis, Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dalam pernyataannya.
Mereka mengatakan seorang pembom bunuh diri menargetkan tentara yang hadir di stasiun kereta.
BLA telah lama melancarkan pemberontakan untuk mencari kemerdekaan dari Islamabad.
Baca Juga: Iran Bantah Keterlibatan dalam Rencana Pembunuhan terhadap Donald Trump
Inspektur Senior Operasi Polisi, Muhammad Baloch, mengatakan kelompok separatis memang sering menyerang sasaran empuk.
“Ketika anggota mereka ditangkap, mereka juga menyerang sebagai pembalasan,” ujarnya.
“Kita semua harus berperang dalam perang ini. Kami tangguh. Tim kami ada di sini, dan berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak yang kami bisa,” tambah dia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press