Bom Bunuh Diri di Stasiun Kereta Pakistan, Sedikitnya 24 Orang Tewas
Kompas dunia | 9 November 2024, 18:59 WIBQUETTA, KOMPAS.TV - Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di stasiun kereta Quetta, Balochistan, Pakistan barat daya, Sabtu (9/11/2024), menewaskan sedikitnya 24 orang, termasuk tentara dan staf kereta api. Ledakan tersebut juga melukai sekitar 50 orang lainnya, sebagian di antaranya mengalami luka serius.
Serangan terjadi ketika hampir 100 penumpang sedang menunggu kereta yang akan berangkat menuju Rawalpindi, kota garnisun di utara Pakistan.
Menurut kepala keamanan stasiun kereta Quetta, Shahhid Nawaz, pelaku menyamar sebagai penumpang dan meledakkan diri di tengah kerumunan.
Ledakan ini menghancurkan sebagian besar struktur stasiun, termasuk atap peron yang terbuat dari baja, sementara bagasi dan barang-barang milik penumpang berserakan di sekitar lokasi. Kios teh yang terletak di dekat peron juga hancur akibat ledakan.
Hamza Shafqaat, pejabat senior pemerintah, mengatakan bahwa stasiun tersebut telah dilengkapi dengan pintu pemeriksaan untuk mendeteksi bahan peledak.
Namun, ada beberapa pintu masuk lain tanpa pengamanan ketat, yang memungkinkan pelaku lolos dari deteksi.
“Serangan semacam ini memang sulit untuk dihentikan sepenuhnya,” ujarnya dikutip dari The Associated Press.
Klaim Kelompok Separatis
Serangan bom ini diklaim oleh kelompok separatis Balochistan Liberation Army (BLA), yang telah lama berjuang untuk memisahkan diri dari pemerintah pusat Pakistan.
Dalam pernyataan yang mereka rilis, BLA menyebut bahwa sasaran utama serangan ini adalah pasukan militer yang sedang berada di stasiun.
Baca Juga: Polusi Tertinggi di Dunia: Ribuan Orang Sakit di Kota Lahore, Pakistan
BLA dikenal sering melakukan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga asing, terutama warga negara Tiongkok yang bekerja dalam proyek pembangunan di bawah inisiatif Belt and Road yang didanai Beijing.
Sebelumnya, pada Agustus lalu, BLA melancarkan serangan terkoordinasi yang menargetkan bus penumpang, polisi, dan pasukan keamanan di Balochistan, menewaskan lebih dari 50 orang, sebagian besar warga sipil.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk keras serangan ini. Dalam pernyataan resminya, ia menyatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab akan menghadapi hukuman berat.
"Pasukan keamanan kita bertekad untuk memberantas terorisme dari tanah Pakistan. Mereka yang melakukan serangan biadab ini akan membayar mahal atas perbuatannya," kata Sharif.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Afghanistan dan Kedutaan Besar Rusia di Islamabad turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serta mengutuk aksi teror tersebut.
Kedua pihak menekankan pentingnya kerja sama regional untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus mengancam stabilitas kawasan.
Serangan bom bunuh diri kali ini hanya berselang sepekan setelah insiden ledakan bom yang dipasang pada sepeda motor di Balochistan.
Serangan tersebut menargetkan kendaraan yang membawa petugas polisi yang ditugaskan melindungi pekerja polio, menewaskan sembilan orang, termasuk lima anak-anak yang kebetulan berada di dekat lokasi ledakan.
Provinsi Balochistan yang kaya akan minyak dan mineral merupakan wilayah terbesar di Pakistan namun memiliki populasi yang relatif kecil.
Provinsi ini juga menjadi pusat ketegangan antara pemerintah pusat dengan etnis minoritas Baloch, yang mengklaim mengalami diskriminasi dan eksploitasi oleh Islamabad.
Selain kelompok separatis, militan Islam juga aktif di wilayah ini, menjadikan Balochistan sebagai salah satu daerah paling rawan di Pakistan.
Baca Juga: Pasukan Pakistan Tewaskan 9 Militan di Dekat Perbatasan dengan Afghanistan
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press