> >

Pembelot Yakin Tentara Korea Utara yang ke Rusia Bukan Pasukan Khusus Kim Jong-Un, Gegara Hal Ini

Kompas dunia | 8 November 2024, 10:12 WIB
Tentara Korea Utara. (Sumber: AP Photo)

SEOUL, KOMPAS.TV - Seorang pembelot Korea Utara meyakini tentara yang dikirim Kim Jong-un ke Rusia bukanlah pasukan khusus negara tertutup itu.

Hal itu membuat kesiapan mereka untuk berperang di Ukraina semakin diragukan.

Sebelumnya sejumlah media melaporkan Korea Utara telah mengirim pasukan elite yang terafiliasi dengan Korps Tentara ke-11, yang biasa dikenal sebagai “Korps Badai”.

Baca Juga: Respons NATO setelah Trump Menangi Pilpres AS, Memandang Positif Kemenangannya

Unit ini setara dengan pasukan khusus Korea Selatan, yang dikenal sebagai “Baret Hitam”, karena tutup kepala mereka yang khas.

Hal tersebut diungkapkan pembelot Korea Utara, Kim Young-hee, yang menerima program doktoralnya di Studi Korea Utara di Korea Selatan.

Ia mengatakan para tentara yang diperlihatkan dalam artikel-artikel berita atau televisi tak mirip dengan pasukan khusus “Korps Badai”.

“Saya ragu apakah mereka benar-benar pasukan khusus,” tuturnya, seperti dilansir The Korea Times, Kamis (7/11/2024).

Kim mencatat, tentara-tentara Korea Utara yang ditampilkan di media terlihat pucat dan pendek, tak sesuai dengan gambaran pasukan elite.

“Mereka berbeda dengan anggota Korps Badai yang saya ketahui. Pasukan khusus secara fisik biasanya fit dan atletis, karena mereka cukup makan dan menerima pelatihan khusus,” ujarnya.

“Namun, para tentara yang saya lihat di TV tampak kekurangan gizi, mirip dengan tentara biasa yang saya temui di daerah pedesaan di Korea Utara,” tambahnya.

Kim bukan satu-satunya pembelot Korea Utara yang skeptis dengan tentara-tentara Korea Utara di Rusia.

Pembelot Korea Utara lainnya, yang juga jurnalis, Kang Cheol-hwan, mengutip laporan dari informannya di Korea Utara, yang menyatakan bahwa tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia tak sesuai dengan gambaran media yang menyebut mereka sebagai anggota pasukan elite.

Kang mengeklaim pengerahan pasukan ke Rusia hanyalah bagian dari strategi bisnis kejam pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Menurutnya, Kim Jong-un ingin mengambil keuntungan dari perang, dan sangat berfokus pada berapa banyak uang yang dapat ia hasilkan.

“Tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia bukan anggota elite ketentaraan,” ujar Kang.

“Kim Jong-un akan memiliki lebih banyak keuntungan dari mengerahkan pasukan tak berpengalaman ke garis depan, karena mereka akan menjadi sasaran meriam. Semakin banyak tentara Korea Utara tewas di medan perang, semakin banyak uang yang didapatnya dari Rusia,” tambahnya.

Kang menambahkan, Kim Jong-un sangat tahu nilai dari pasukan khusus terlatih, lebih baik dari diktator-diktator lainnya.

Baca Juga: Tentara Korea Utara di Rusia Diklaim Kecanduan Pornografi Online, Efek Dapat Akses Bebas Internet

“Kim sebelumnya menegaskan bahwa satu tentara elite sebanding dengan 100 prajurit biasa dalam kemampuan militer. Mereka menegaskan bahwa peranan mereka sanga krusial saat perang,” tuturnya.

Ia menegaskan, Kim Jong-un menyadari sekitar 200.000 anggota pasukan khusus Korea Utara adalah aset militer utama yang dapat diandalkannya.

“Oleh karena itu, ia tak ingin menukarnya. Jika Korea Utara akan mengirim tentara elitenya ke Rusia, ia tahu negaranya akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika terjadi keadaan darurat,” katanya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Korea Times


TERBARU