> >

1 WN Malaysia Jadi Tentara Bayaran di Ukraina, Masih Hidup Meski Sempat Terkena Serangan Drone Rusia

Kompas dunia | 5 November 2024, 14:26 WIB
Rusia hari Senin, 28 Oktober 2024 mengonfirmasi bahwa tentara bayaran yang ditembak mati di Wilayah Bryansk termasuk warga negara Amerika Serikat, Polandia, dan Kanada, seorang bertato pasukan khusus AS, Rangers dari Batalyon 2, Resimen 75. (Sumber: TASS)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Seorang pria asal Malaysia yang bernama Lee Bing Hang (20) dilaporkan terlibat sebagai tentara bayaran dalam konflik antara Ukraina dan Rusia. Meski sempat terluka dalam serangan drone Rusia, ia dikabarkan masih hidup dan dalam kondisi baik.

Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain menyatakan bahwa Lee sempat terluka di pergelangan kaki akibat pecahan peluru dari serangan drone. 

Ia juga kehilangan kartu identitas dan SIM-nya selama perang meski masih memegang paspornya.

Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa Lee tertarik untuk bergabung sebagai tentara bayaran karena minatnya pada dunia militer serta iming-iming gaji yang mencapai 2.700 dollar AS atau sekitar Rp42 juta lebih per bulan. 

"Selain itu, masalah keluarga juga turut mendorongnya untuk menjauh. Sejak kecil, Lee dibesarkan oleh ibunya di Perlis setelah kedua orang tuanya bercerai," kata Razarudin dikutip dari Bernama, Senin (4/11/2024).

Lee memutuskan bergabung dengan pasukan Ukraina pada April lalu setelah mendaftar melalui situs resmi militer Ukraina. 

Menurut pihak berwenang, Lee merupakan satu-satunya warga Malaysia yang terlibat sebagai tentara bayaran dalam konflik ini.

Sebelum terjun ke medan perang, Lee sempat mengenyam pendidikan di tingkat A-Levels di sebuah perguruan tinggi swasta di Petaling Jaya dan melanjutkan kuliah di Subang Jaya. Namun, ia memutuskan untuk berhenti pada awal tahun 2024. 

Baca Juga: Tiba di Kursk, Tentara Korea Utara Disebut Langsung Dihajar Tembakan Pasukan Ukraina

Razarudin menyebut, Lee sempat berada di Inggris pada Maret sebelum akhirnya mendaftar sebagai tentara bayaran. 

"Ia tidak berencana kembali ke Malaysia," ungkapnya.

Sebelumnya, beberapa foto yang memperlihatkan MyKad dan SIM milik Lee dengan alamat di Perlis sempat viral di media sosial. 

Dokumen tersebut dikabarkan ditemukan di medan perang di Levadne, Zaporizhia, setelah pangkalan militer Ukraina di wilayah tersebut dikuasai oleh pasukan Rusia.

Pada bulan Maret 2024 lalu, sejumlah warga negara Indonesia dilaporkan menjadi tentara bayaran di Ukraina.

Dalam data yang dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, dilansir dari BBC, sebanyak 10 warga negara Indonesia telah bergabung dengan militer Ukraina dan empat di antara mereka telah tewas “dihabisi” Rusia.

Meski begitu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menepis adanya isu tentang 10 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara bayaran Ukraina.

"Kami sudah cek ke Kedutaan Rusia, juga tidak ada, hoaks itu," kata Agus dikutip dari Antara.

Selain telah melakukan pengecekan data, Agus menyebut bahwa isu tersebut tidak benar karena di Indonesia tidak menganut konsep tentara bayaran. 

Baca Juga: Sekitar 7.000 Tentara Korut Dikirim ke Perbatasan Ukraina, Dibekali Senapan AK-12 dan Mortir

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Bernama


TERBARU