> >

Ayatollah Khamenei Ancam Israel dan AS, Janjikan Respons Mematikan atas Serangan ke Iran

Kompas dunia | 2 November 2024, 19:00 WIB
Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Sumber: AP News)

Namun, di tengah tekanan ekonomi dan persoalan dalam negeri, langkah-langkah responsif Iran menjadi tantangan tersendiri.

Dengan ketegangan yang meningkat, Amerika Serikat memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah. 

Pentagon baru-baru ini menambah kapal perusak, skuadron tempur, dan pesawat pembom jarak jauh B-52 di kawasan tersebut, dengan tujuan menahan kemungkinan serangan Iran terhadap sekutu-sekutu Amerika.

Selain itu, militer AS telah menempatkan sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Israel, sementara kapal induk USS Abraham Lincoln berada di Laut Arab. 

Baca Juga: Iran Ancam Gunakan Senjata Nuklir, Tegaskan Siap Perang Lawan Israel

Langkah tersebut dimaksudkan untuk menangkis ancaman Iran dan sekutunya yang mungkin melakukan serangan balasan.

Tekanan Ekonomi di Tengah Ancaman Baru

Di sisi lain, kondisi ekonomi Iran terus memburuk di bawah sanksi internasional.

Pidato Khamenei yang menyinggung ancaman terhadap AS dan Israel berdampak pada nilai tukar rial, yang kini turun terhadap dolar AS, mendekati rekor terendah sepanjang masa. 

Di tengah situasi yang sulit ini, Iran juga menghadapi gelombang protes yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir. Situasi domestik yang kompleks memperburuk upaya Iran untuk merespons tekanan eksternal.

Pidato Khamenei tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Mahasiswa Iran, yang memperingati peristiwa 4 November 1978 ketika tentara Iran menembaki mahasiswa yang memprotes pemerintahan Shah di Universitas Teheran. 

Insiden ini, yang menewaskan dan melukai sejumlah mahasiswa, mempercepat gelombang demonstrasi yang berujung pada jatuhnya Shah dan Revolusi Islam 1979.

Dalam acara tersebut, Khamenei mendapat sambutan meriah dari para mahasiswa yang meneriakkan dukungan, termasuk kalimat, “Darah dalam tubuh kami adalah hadiah bagi pemimpin kami!” 

Beberapa juga memberikan isyarat tangan, mirip dengan simbol “timeout” yang diberikan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang terbunuh, pada 2020 saat mengancam pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah.

Baca Juga: Iran Siap Luncurkan Serangan Balasan Terhadap Israel Lewat Wilayah Irak

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU