Uji Coba Rudal Nuklir Antarbenua Korea Utara Sukses dan Mampu Hantam AS, Barat Ketar-ketir
Kompas dunia | 31 Oktober 2024, 19:30 WIBSEOUL, KOMPAS.TV — Korea Utara baru saja meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama dalam hampir setahun, Kamis (31/10/2024). Uji coba ini menunjukkan potensi kemajuan dalam kemampuan Korea Utara untuk meluncurkan serangan nuklir jarak jauh hingga ke daratan AS.
Uji coba ini diduga bertujuan menarik perhatian Amerika Serikat (AS) jelang pemilu di sana. Selain itu, beberapa pihak melihatnya sebagai respons atas kecaman terkait laporan pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia untuk mendukung perang di Ukraina, seperti laporan Associated Press. Beberapa pakar menduga Rusia mungkin telah memberi bantuan teknologi kepada Korea Utara dalam peluncuran ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi langsung peluncuran tersebut dan menyebutnya sebagai "tindakan militer yang tepat". Menurut Kim, peluncuran ini adalah cara Korea Utara untuk menunjukkan ketegasannya dalam menghadapi gerakan musuh yang dianggap mengancam keamanannya.
Media resmi Korea Utara melaporkan bahwa Kim melihat “manuver militer petualangan” musuh makin menegaskan pentingnya kemampuan nuklir negaranya.
Kim juga mempertegas bahwa Korea Utara tidak akan pernah meninggalkan kebijakan memperkuat kekuatan nuklirnya. Negara ini konsisten menyatakan bahwa mengembangkan kemampuan nuklir adalah satu-satunya cara untuk menghadapi latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, meskipun Washington dan Seoul telah berkali-kali menegaskan tidak berniat menyerang Korea Utara.
Laporan ini muncul beberapa jam setelah negara-negara tetangga mendeteksi peluncuran ICBM pertama Korea Utara sejak Desember 2023, dan segera mengecamnya sebagai tindakan provokatif yang mengancam perdamaian internasional.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan bahwa rudal ini kemungkinan menggunakan bahan bakar padat dan diluncurkan dengan sudut curam, yang sepertinya dilakukan untuk menghindari wilayah udara negara-negara tetangga.
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani menyatakan rudal tersebut terbang selama 86 menit dengan ketinggian maksimum lebih dari 7.000 kilometer, lebih tinggi dari uji coba rudal sebelumnya.
Peningkatan jarak dan durasi ini menunjukkan adanya peningkatan daya dorong mesin rudal. Mengingat uji coba ICBM sebelumnya telah membuktikan kemampuan Korea Utara untuk mencapai daratan AS secara teoretis, peluncuran terbaru ini diperkirakan bertujuan untuk menguji apakah rudal dapat membawa hulu ledak yang lebih besar.
Baca Juga: Kim Jong-Un Jemawa Usai Rudal yang Ditembakkan Catatkan Rekor, Sinyal Bahaya Bagi Musuh Korea Utara
Jung Chang Wook, Ketua Forum Studi Pertahanan Korea di Seoul, mengatakan bahwa rudal yang diuji kemungkinan mampu membawa hulu ledak terbesar dan paling merusak milik Korea Utara. Ia juga menilai bahwa peluncuran ini tampaknya dirancang untuk menguji aspek teknologi lain yang dibutuhkan Korea Utara untuk terus memperkuat program ICBM-nya.
Korea Utara telah menunjukkan perkembangan teknologi rudal dalam beberapa tahun terakhir. Namun, banyak pakar asing masih percaya bahwa negara ini belum memiliki rudal bersenjata nuklir yang benar-benar bisa mencapai daratan AS. Meski demikian, Korea Utara diyakini sudah memiliki rudal jarak pendek yang bisa menjangkau seluruh wilayah Korea Selatan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press