> >

Bantuan Militer AS untuk Ukraina Lambat, Jumlah Kasus Desersi Tentara Ukraina Meningkat

Kompas dunia | 31 Oktober 2024, 09:05 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bersama Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. “Jika Anda hanya menerima 10% dari seluruh paket yang telah disetujui, ini bukan lelucon,” ujar Zelenskiy dalam bahasa Inggris. (Sumber: Straits Times)

KIEV , KOMPAS TV – Ukraina hanya menerima sekitar 10 persen dari bantuan militer Amerika Serikat yang disetujui Kongres awal tahun ini, ungkap Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam video yang dirilis Rabu, 30 Oktober 2024. 

Kondisi ini semakin menyulitkan Ukraina yang menghadapi pasukan Rusia yang lebih kuat dalam konflik berkepanjangan sejak Februari 2022.

Dalam situasi ini, Ukraina juga menghadapi tantangan musim dingin yang berat, dengan serangan udara Rusia yang menghancurkan sekitar setengah kapasitas pembangkit listrik di negara tersebut. 

Dampak serangan ini menambah kekhawatiran terhadap kemampuan Ukraina bertahan di tengah musim dingin yang ekstrem.

Frustrasi Zelenskiy terhadap Bantuan AS yang Lambat

Zelenskiy menyoroti lambatnya penyaluran bantuan dari Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kepada jurnalis Nordik yang diterbitkan di Telegram, ia menyampaikan pasukannya hanya menerima 10% dari paket bantuan yang telah disetujui, seperti laporan Straits Times hari Rabu, 30 Oktober 2024. 

“Jika Anda hanya menerima 10% dari seluruh paket yang telah disetujui, ini bukan lelucon,” ujar Zelenskiy dalam bahasa Inggris.

Paket bantuan senilai Rp 953 triliun dari Amerika Serikat sebenarnya telah disetujui sejak April, tetapi tertahan di Kongres, sebagian besar karena keberatan dari anggota Partai Republik.

Menurut Zelenskiy, kendala utama bukanlah soal pendanaan, melainkan birokrasi, logistik, dan keraguan dari pihak-pihak terkait. "Selalu ada alasan birokrasi atau logistik, ide, atau skeptisisme, Ini kami berikan, ini  tidak," ujarnya. 

Baca Juga: Pentagon Yakini 10.000 Tentara Kim Jong Un Dikirim Berlatih ke Rusia, Ikut Perang Ukraina?

Ukraina hari Selasa, 29 Oktober 2024 mengakui lebih dari 100.000 tentaranya desersi atau meninggalkan unit militer mereka (Sumber: AP Photo)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Straits Times / TASS


TERBARU