Pemimpin Baru Hizbullah: Perang dengan Israel Berlanjut hingga Gencatan Senjata Layak Tercapai
Kompas dunia | 30 Oktober 2024, 22:58 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV — Pemimpin baru Hizbullah, Naim Kassem, dalam pidato publik pertamanya pada Rabu (30/10/2024), menyatakan Hizbullah akan terus melanjutkan perang melawan Israel sampai tercapai kesepakatan gencatan senjata yang dianggap layak oleh mereka.
Pidato ini disampaikan Kassem dari lokasi yang dirahasiakan melalui siaran televisi yang telah direkam sebelumnya, seperti laporan Associated Press.
“Jika Israel memutuskan untuk menghentikan agresi, kami katakan bahwa kami menerima, tetapi sesuai dengan kondisi yang kami anggap layak,” kata Kassem. “Kami tidak akan mengemis untuk gencatan senjata karena kami akan terus berjuang, seberapa lama pun itu berlangsung.”
Pidato ini muncul di tengah meningkatnya upaya para mediator internasional untuk mendorong adanya negosiasi gencatan senjata, baik di Lebanon maupun Gaza.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak Hizbullah mulai meluncurkan roket ke Israel pada 8 Oktober 2023, lebih dari 2.790 orang telah tewas dan 12.700 orang terluka.
Serangan Hizbullah ini kemudian memicu balasan dari Israel yang menginvasi Lebanon selatan pada awal Oktober. Pemerintah Lebanon memperkirakan sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi akibat konflik yang semakin memanas tersebut.
Di sisi Israel, roket dan drone yang diluncurkan Hizbullah telah menewaskan setidaknya 63 orang, separuhnya adalah tentara.
Baca Juga: Hizbullah Angkat Naim Qassem sebagai Pemimpin Baru Gantikan Hassan Nasrallah
Lebih dari 60.000 warga Israel dari kota-kota perbatasan telah dievakuasi dari rumah mereka selama lebih dari setahun akibat konflik ini.
Kassem, yang merupakan seorang ulama dan salah satu pendiri kelompok militan tersebut, ditunjuk untuk menggantikan pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Nasrallah dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut pada akhir September. Sebelumnya, Kassem telah menjadi wakil Nasrallah selama lebih dari tiga dekade.
Namun, selain Nasrallah, beberapa pejabat tinggi Hizbullah lainnya, termasuk penerus yang diperkirakan akan menggantikan Nasrallah, Hashem Safieddine, juga tewas dalam beberapa minggu terakhir akibat meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah.
Dalam pidatonya, Kassem mengakui bahwa serangkaian serangan terhadap Hizbullah, termasuk ledakan pager dan walkie-talkie yang menargetkan anggotanya pada pertengahan September, serta pembunuhan Nasrallah, telah memberikan dampak pada kelompok tersebut.
Namun, ia menegaskan bahwa Hizbullah mampu merestrukturisasi pasukannya dalam waktu delapan hari setelah kematian Nasrallah. “Kapabilitas Hizbullah masih tersedia dan siap untuk perang jangka panjang,” tegasnya.
Kassem menyebut bahwa banyak tentara Israel yang terluka dan tewas sejak invasi darat Israel ke Lebanon selatan pada 1 Oktober lalu.
Baca Juga: Menhan Israel Yoav Gallant Sesumbar, Iran Tak Bisa Lagi Gunakan Hamas dan Hizbullah
Ia juga menyoroti serangan drone Hizbullah yang berhasil menghantam rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meskipun Netanyahu tidak mengalami cedera.
Ia menambahkan, Hizbullah saat ini berada dalam koordinasi erat dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, yang menjadi penghubung utama dalam komunikasi dengan Amerika Serikat (AS).
AS sendiri telah mengajukan beberapa proposal untuk mengakhiri konflik tersebut. Namun, menurut Kassem, hingga saat ini belum ada proyek yang disetujui oleh Israel dan dianggap layak untuk dinegosiasikan oleh pihak Hizbullah.
Pidato Kassem disampaikan bersamaan dengan serangan udara Israel yang menggempur kota Baalbek di bagian timur Lebanon.
Militer Israel sebelumnya telah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk di seluruh kota Baalbek, termasuk kompleks kuil Romawi kuno yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Peringatan tersebut juga mencakup wilayah-wilayah sekitar dan jalur penting di Lembah Bekaa.
Pada 6 Oktober lalu, serangan Israel menghantam area sekitar 700 meter dari benteng kuno yang menjadi lokasi dua kuil Romawi terbesar di dunia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press