> >

Mandat Penangkapan Netanyahu Mandek 5 Bulan di ICC, Diduga Dihambat Operasi Intelijen Israel

Kompas dunia | 29 Oktober 2024, 21:15 WIB
Jaksa penuntut utama di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan, didampingi dua jaksa pembantunya yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat. (Sumber: International Criminal Court/ICC)

Sementara mantan pejabat PBB, Craig Mokhiber, mengkritik perubahan mendadak tersebut sebagai tindakan mencurigakan di tengah tekanan yang semakin besar dari Israel dan negara-negara Barat terhadap ICC.

Mokhiber juga mencatat bahwa Hakim Hohler sebelumnya menyarankan agar pejabat Israel diadili di pengadilan domestik, bukan di ICC.

Baca Juga: Jaksa Utama ICC Diintimidasi Tel Aviv, Ini Sejarah Perlawanan ICC terhadap Operasi Intelijen Israel

Kepala Jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) Karim Khan. (Sumber: Anadolu)

Penundaan Sistematis sejak 2019

Penundaan penyelidikan terhadap masalah Palestina bermula pada 2015 ketika mantan Jaksa ICC Fatou Bensouda memulai pemeriksaan awal.

Meskipun penyelidikan ini memenuhi kriteria yang diperlukan pada 2019, prosesnya tertunda karena perdebatan yurisdiksi atas wilayah Palestina.

Penyelidikan formal dimulai pada Maret 2021, namun belum ada kemajuan berarti, sehingga memperpanjang permintaan mandat penangkapan terhadap Netanyahu dan Gallant.

Pada Juli 2024, Inggris mempersulit situasi dengan mempertanyakan status negara Palestina dan yurisdiksi ICC.

Meski akhirnya mundur dari proses ini, ICC menerima lebih dari 60 pengajuan serupa, yang menambah keterlambatan dalam permintaan mandat penangkapan yang tertunda.

Baca Juga: Begini Operasi Intelijen Israel Intimidasi ICC, dari Penyadapan Telepon hingga Pertemuan Rahasia

Ancaman Sanksi AS dan Operasi Intelijen Mossad

ICC menghadapi ancaman dari Senat AS, yang memperingatkan bahwa sanksi akan dijatuhkan jika mandat penangkapan pejabat-pejabat Israel, diterbitkan.

Ancaman ini mengingatkan pada tindakan masa lalu, seperti pembekuan aset mantan Jaksa Bensouda dan pelarangan perjalanan selama investigasi terhadap Afghanistan.

Anadolu melaporkan, badan intelijen Israel, Mossad, juga turut campur dalam operasi ICC.

Mantan kepala Mossad, Yossi Cohen, dikabarkan bertemu secara rahasia dengan Jaksa Bensouda untuk meyakinkannya agar tidak melanjutkan kasus terhadap pejabat-pejabat Israel.

Beberapa sumber menyatakan Cohen melakukan pendekatan yang gencar dan mengancam, termasuk menggunakan informasi pribadi untuk menekan Bensouda.

Tekanan-tekanan ini telah merusak independensi ICC dan memperpanjang proses penyelidikan, yang mengurangi kredibilitas dan kemampuannya dalam menegakkan keadilan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU