> >

China Murka AS Jual Senjata ke Taiwan Senilai Rp31 Triliun, Ancaman Langsung Ditebar

Kompas dunia | 28 Oktober 2024, 19:06 WIB
Bendera China (Sumber: Shutterstock)

BEIJING, KOMPAS.TV - China murka dengan penjualan senjata Amerika Serikat (AS) ke Taiwan, yang diyakini senilai USD 2 miliar atau setara Rp31 triliun.

Ancaman pun langsung ditebar. China menjanjikan bakal melakukan langkah yang diperlukan untuk menegaskan kedaulatan mereka atas Taiwan.

Pada Jumat (25/10/2024), Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui paket penjualan senjata senilai USD2 miliar ke Taiwan.

Baca Juga: Irak Ngamuk ke Israel, Adukan ke PBB karena Langgar Wilayah Udaranya Saat Serang Iran

Termasuk dalam paket tersebut adalah sistem rudal daratan ke udara terbaru, dan radar.

Paket penjualan tersebut merupakan bagian dari upaya menghadapi kekuatan militer China yang terus meningkat di Asia Pasifik.

Penjualan tersebut saat ini tengah menunggu persetujuan daru Kongres, dan jika sudah akan dikirim dari pasokan Angakatan Udara (AU) AS.

Dikutip dari Al-Jazeera, Minggu (27/10/2024), Kementerian Pertahanan Taiwan pada Sabtu (26/10/2024) mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penjualan senjata itu.

“Itu akan membantu militer untuk terus meningkatkan ketahanan pertahanannya dan bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” bunyi pernyataan mereka.

Kementerian Luar Negeri China pun membalas lewat pernyataan Sabtu (26/10/2024).

Mereka menegaskan, paket persenjataan terbaru secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan kemanan China.

Secara serius pula merusak hubungan China-AS, dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan.

“China dengan keras mengutuk dan secara tegas menentangnya, dan telah mengajukan perwakilan resmi ke AS,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China.

Kementerian tersebut menambahkan, China akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk secara tegas membela kedaulatan, keamanan dan integritas wilayah nasional.

China, yang menyebut kedaulatan di Taiwan sebagai “garis merah” yang tak boleh dilewati, menolak mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk menjadikan Taiwan di bawah kendalinya.

China mempertahankan kehadiran jet tempur, drone, dan kapal perang hampir setiap hari di sekitar pulau tersebut.

Pada bulan ini, mereka juga mengadakan latihan perang skala besar di sekitarnya.

Pada awal bulan ini, Taiwan telah mendeteksi rekor 153 pesawat militer China yang terbang di dekatnya dalam satu hari.

Baca Juga: Ukraina Rayu Tentara Korea Utara yang Perang untuk Rusia Menyerah, Ditawari Makanan dan Penampungan

Beijing secara reguler mengungkapkan kemarahan atas dukungan internasional kepada Taiwan.

Mereka juga menuduh Washington ikut campur dalam urusan mereka.

China mengatakan, AS telah menyimpang dari kebijakan “Satu China”, yang mana Washington tak secara terbuka mendukung kemerdekaan Taiwan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU