Zelenskyy Kesal Sekjen PBB Bersalaman dengan Putin, Tolak Kedatangan Guterres ke Kiev
Kompas dunia | 26 Oktober 2024, 16:07 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak kedatangan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ke Kiev.
Penolakan tersebut dikarenakan kunjungan Guterres ke Kazan untuk menghadiri KTT BRICS, dan bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hal itu diungkapkan oleh sumber dari Kantor Kepresidenan Ukraina.
Baca Juga: Kekesalan Tentara Rusia terhadap Tentara Korea Utara Terungkap Berkat Sadapan Intelijen Ukraina
Sebelumnya, Guterres berencana untuk mengunjungi Kiev setelah menghadiri BRICS.
Namun, Zelenskyy menolak kunjungan pemimpin PBB tersebut.
“Presiden tak mengonfirmasikan kunjungannya (Guterres),” ujar sumber tersebut dikutip dari BBC Internasional, Sabtu (26/102/204).
“Setelah Kazan, dan setelah ia bersalaman dengan pemicu perang serta menghabiskan Hari PBB di kawasan negara agresor, akan sangat aneh kami menyambutnya di sini,” ujarnya.
Kunjungan Guterres ke Rusia, yang melancarkan invasi ke Ukraina pada 2022, disambut dengan kekecewaan di seluruh Ukraina.
Pada kunjungannya ke Rusia, Guterres menyerukan perdamaian di Ukraina.
Ia juga menegaskan posisinya kepada Putin bahwa invasi Rusia ke Ukraina adalah pelanggaran Piagam PBB dan hukum internasional.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan pernyataan setelah kunjungan Guterres ke Kazan.
“Ini adalah keputusan yang salah dan tak memajukan alasan perdamian. Ini hanya merusak reputasi PBB,” bunyi pernyataan itu.
Baca Juga: Iran Klaim Sukses Halau Serangan Israel, Tel Aviv Sebut Targetkan Tempat Produksi Rudal
“Sekjen PBB telah menolak undangan Ukraina untuk KTT Perdamaian Global yang pertama di Swiss. Namun, ia menerima undangan ke Kazan dari penjahat perang Putin,” ujarnya.
Kunjungan Guterres ke KTT Brics sendiri jadi terkesan ironis, karena pada 2023, Mahkamah Kriminal Internasional (ICC), yang merupakan badan peradilan PBB telah mengeluarkan surat penangkapan untuk Putin.
Surat penangkapan itu dikeluarkan karena tuduhan kejahatan perang di Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC Internasional