> >

Ukraina Sewot, Kecam Sekjen PBB yang Disebut Akan Hadiri KTT BRICS di Rusia

Kompas dunia | 23 Oktober 2024, 07:35 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turun dari panggung dalam KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024). (Sumber: AP Photo/Sakchai Lalit)

 

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Ukraina sewot dan melancarkan kecaman keras terhadap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dilaporkan menerima undangan untuk menghadiri KTT BRICS di Rusia, dan dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. 

"Ini adalah pilihan yang salah dan tidak memajukan tujuan perdamaian. Ini hanya merusak reputasi PBB," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina di media sosial X, Selasa (22/10/2024). 

Putin menjadi tuan rumah KTT BRICS ke-16 yang digelar di Kota Kazan pada 22-24 Oktober 2024. KTT tersebut dijadwalkan dihadiri 32 negara, dengan 24 diwakili kepala negara, sementara delapan lainnya mengirim pejabat tinggi.

Baca Juga: Xi Jinping kepada Putin di KTT BRICS: Dunia Kacau, tapi Persahabatan China-Rusia Tetap Kokoh

Meskipun partisipasi Guterres belum diumumkan secara resmi, Ukraina menilai keputusan itu adalah pilihan yang keliru dan tidak mendukung perdamaian.

“Ini hanya merusak reputasi PBB,” tegasnya lagi. 

Ketika Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq ditanya pada Senin (21/10/2024) mengenai apakah Guterres akan menghadiri pertemuan tersebut, ia menjawab, "Pengumuman mengenai perjalanan masa depannya akan disampaikan di kemudian hari." 

Topik utama yang kemungkinan akan dibahas dalam KTT BRICS meliputi kerja sama ekonomi, perjanjian perdagangan, serta tantangan yang dihadapi negara-negara anggota kelompok tersebut seperti ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi global, dan perubahan iklim.

Rusia diharapkan akan menyoroti multilateralitas, dengan memanfaatkan platform BRICS untuk melawan struktur tata kelola global yang didominasi Barat.

Baca Juga: Putin Sambut Global Selatan di KTT BRICS, Indonesia Hadir, Agendanya Bikin AS dan Barat Ketar-ketir

Putin dijadwalkan melakukan lima pertemuan bilateral di sela-sela acara, termasuk dengan Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa—semua adalah perwakilan dari negara-negara pendiri BRICS. 

Pertemuan di Kazan akan menjadi pertemuan tatap muka ketiga antara pemimpin Rusia dan China pada tahun ini.

Pada Mei, Putin melakukan kunjungan kenegaraan ke China. Pada Juli, ia bertemu Xi di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Astana, Kazakhstan. 

Kunjungan Modi ke Rusia kali ini merupakan kunjungan kedua sepanjang tahun 2024, setelah pertemuan terakhir mereka di Moskow pada Juli lalu. 

Tahun lalu, Ramaphosa mengunjungi Rusia dua kali—sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Afrika dan dalam KTT Rusia-Afrika kedua di St. Petersburg. Tahun ini, Putin dan Ramaphosa telah berbicara dua kali melalui telepon. 

Baca Juga: Menlu Sugiono Hadiri KTT BRICS: Indonesia Akan Serukan Persatuan Negara Berkembang

Sejak 1 Januari, Rusia memimpin BRICS dengan motto memperkuat multilateralitas untuk pembangunan global dan keamanan yang adil.

Dalam masa kepemimpinannya, Rusia akan menyelenggarakan lebih dari 200 acara politik, ekonomi, dan sosial. Acara puncaknya adalah KTT di Kazan, yang berlangsung hingga 24 Oktober 2024. 

Dengan posisi Rusia sebagai pemimpin BRICS, KTT ini menjadi panggung penting bagi Moskow untuk memperkuat posisinya di tengah ketegangan geopolitik global.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU