IMF Sebut Pertarungan Global Melawan Inflasi Tinggi Hampir Dimenangkan, Ini Fakta-faktanya
Kompas dunia | 23 Oktober 2024, 07:08 WIBPertumbuhan di Amerika Serikat didorong oleh belanja konsumen yang kuat, yang didukung oleh kenaikan upah riil yang sehat. Tahun depan, IMF memperkirakan ekonomi AS akan melambat menjadi 2,2%.
Dengan presiden dan Kongres baru yang mulai berkuasa, IMF memperkirakan pasar tenaga kerja AS akan kehilangan sebagian momentumnya pada 2025 seiring dengan upaya pemerintah mengendalikan defisit anggaran yang besar dengan mengurangi belanja, menaikkan pajak, atau kombinasi keduanya.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat dari 5,2% tahun lalu menjadi 4,8% tahun ini dan 4,5% pada 2025. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah terhambat oleh runtuhnya pasar perumahan dan lemahnya kepercayaan konsumen, masalah yang hanya sedikit diimbangi oleh ekspor yang kuat.
20 negara Eropa yang berbagi mata uang euro secara kolektif diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 0,8% tahun ini, dua kali lipat dari ekspansi 2023 sebesar 0,4%, namun sedikit menurun dari proyeksi IMF sebelumnya sebesar 0,9% untuk 2024.
Ekonomi Jerman, yang terdampak oleh kemerosotan di sektor manufaktur dan real estate, diperkirakan tidak akan tumbuh sama sekali tahun ini.
Baca Juga: Terapi Kejut Fiskal Bikin Tingkat Kemiskinan Argentina Jadi 53%, IMF dan Investor Menyambut Gembira
Meski suku bunga mulai turun dan diperkirakan akan membantu ekonomi global, IMF memperingatkan bahwa kebutuhan untuk menahan defisit anggaran pemerintah yang besar kemungkinan akan menjadi penghambat pertumbuhan.
Secara keseluruhan, ekonomi dunia diperkirakan tumbuh 3,2% pada 2024 dan 2025, sedikit menurun dari 3,3% tahun lalu. Standar ini masih belum mengesankan: Dari tahun 2000 hingga 2019, sebelum pandemi mengganggu aktivitas ekonomi, pertumbuhan global rata-rata mencapai 3,8% per tahun.
IMF juga terus menyuarakan kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik, termasuk antagonisme antara Amerika Serikat dan China, dapat membuat perdagangan dunia menjadi kurang efisien.
Kekhawatirannya adalah bahwa lebih banyak negara akan semakin memilih berbisnis dengan sekutu mereka, daripada mencari barang asing dengan harga terendah atau kualitas terbaik.
Meskipun demikian, perdagangan global, yang diukur berdasarkan volume, diperkirakan akan tumbuh 3,1% tahun ini dan 3,4% pada 2025, meningkat dari kenaikan yang lesu sebesar 0,8% pada 2023.
Gourinchas juga menyarankan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa lebih lemah dari perkiraan jika negara-negara mengambil langkah-langkah untuk mengurangi imigrasi, yang telah membantu meredakan kekurangan tenaga kerja di Amerika Serikat dan ekonomi maju lainnya. Dia juga mengatakan konflik bersenjata, seperti di Ukraina dan Timur Tengah, dapat mengancam prospek ekonomi.
Ekonomi India diperkirakan tumbuh 7% tahun ini dan 6,5% pada 2025. Meski masih kuat, laju ini akan turun dari 8,2% tahun lalu, sebagai akibat dari melambatnya belanja konsumen setelah lonjakan pasca pandemi.
IMF memperkirakan ekonomi Jepang, yang terdampak oleh masalah produksi di industri otomotif dan penurunan pariwisata, hanya akan tumbuh sebesar 0,3% tahun ini sebelum meningkat menjadi 1,1% pada 2025.
Sementara itu, Inggris diperkirakan mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,1% tahun ini, naik dari angka yang sangat lemah sebesar 0,3% pada 2023, berkat penurunan suku bunga yang membantu mendorong belanja konsumen yang lebih kuat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press