> >

Blinken Kembali Muncul di Israel, AS Usahakan Gencatan Senjata Setelah Kematian Pemimpin Hamas

Kompas dunia | 22 Oktober 2024, 19:23 WIB
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjalan menuju pesawat dalam perjalanan menuju Timur Tengah saat ia meninggalkan Pangkalan Gabungan Andrews, Maryland, Senin, 21 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah mengupayakan negosiasi antara Israel dan Hamas selama berbulan-bulan, dengan harapan mencapai kesepakatan di mana Hamas akan membebaskan puluhan sandera sebagai imbalan atas penghentian perang, gencatan senjata yang langgeng, dan pembebasan tahanan Palestina.

Namun, baik Israel maupun Hamas saling menuduh membuat tuntutan baru yang tidak dapat diterima selama musim panas, sehingga negosiasi terhenti pada Agustus. Hamas menyatakan tuntutan mereka tidak berubah setelah kematian Sinwar.

Blinken dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pejabat tinggi lainnya. Setelah itu, dia diperkirakan akan mengunjungi beberapa negara Arab, termasuk Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Trump Klaim Iran Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel jika Ia Jadi Presiden AS

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah melakukan kunjungan ke beberapa negara di kawasan dalam beberapa hari terakhir untuk mendapatkan dukungan menjelang serangan balasan yang diancam Israel. 

Berbicara di Kuwait pada hari Selasa, dia mengatakan bahwa negara-negara Arab Teluk telah meyakinkan bahwa mereka tidak akan mengizinkan wilayah mereka digunakan untuk serangan Israel terhadap Iran.

“Semua tetangga kami meyakinkan mereka tidak akan mengizinkan tanah dan udara mereka digunakan melawan Iran,” kata Araghchi, menurut kantor berita IRNA yang dikelola negara.

“Ini adalah harapan dari semua negara sahabat dan tetangga, dan kami menganggapnya sebagai tanda persahabatan.”

Negara-negara Arab Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Qatar memiliki instalasi militer utama, dan ada kekhawatiran bahwa perang regional besar-besaran dapat melibatkan mereka. Iran berulang kali bersumpah akan merespons setiap serangan Israel.

Amerika Serikat juga berusaha untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, tetapi upaya itu gagal karena ketegangan meningkat bulan lalu setelah serangkaian serangan Israel yang menewaskan pemimpin tertinggi kelompok itu, Hassan Nasrallah, dan sebagian besar komandan seniornya.

Israel saat ini melancarkan operasi besar lainnya di Gaza utara yang sudah hancur, menewaskan ratusan warga Palestina dalam dua minggu terakhir, menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca Juga: Biden Malah Makin Pesimistis Gencatan Senjata di Gaza Bisa Segera Terjadi, padahal Sempat Yakin

Di Lebanon, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh wilayah selatan Beirut, selatan dan timur negara itu, area di mana Hizbullah memiliki kehadiran yang kuat. 

Hizbullah menembakkan ratusan roket, misil, dan drone ke Israel, termasuk beberapa yang mencapai pusat populasi negara itu.

Serangan Israel telah membantai lebih dari 42.700 warga Palestina di Gaza dan melukai puluhan ribu lainnya serta puluhan ribu hilang yang diduga masih tertimbun reruntuhan, menurut otoritas kesehatan Gaza. Serangan ini juga menyebabkan kehancuran besar di seluruh wilayah tersebut dan membuat sekitar 90% dari populasi 2,3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU