Penyebab Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Terungkap, Ternyata Ini Alasan Utamanya
Kompas dunia | 19 Oktober 2024, 08:01 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Penyebab utama kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar akhirnya terungkap.
Militer Israel sebelumnya mengatakan bahwa kematian Yahya Sinwar disebabkan serangan ke gedung tempatnya bersembunyi diserang.
Mereka menembaki gedung tempat Sinwar tersebut dengan tembakan dari tank Israel.
Baca Juga: Pekerja Pelabuhan Yunani Blokir Pengiriman Amunisi ke Israel, Tolak Terlibat dalam Genosida di Gaza
Militer Israel juga sempat saling tembak dengan kombatan Hamas sebelum gedung itu menjadi target serangan.
Namun, setelah dilakukan otopsi diketahui Yahya Sinwar tewas karena ditembak di kepala.
Seorang ahli patologi Israel yang melakukan otopsi terhadap Sinwar, mengatakan pada Jumat (18/10/2024), kematian pemimpin Hamas itu karena kerusakan otak traumatis karena tembakan di kepala.
Dr Chen Kugel, dari Pusat Medis Forensik Nasional di Tel Avib, mengatakan ia menemukan luka dari sumber lain dari Yahya Sinwar.
Termasuk luka di lengan kanan akibat tembakan rudal, kaki kiri yang rusak karena kejatuhan batu, dan luka pecahan peluru di tubuhnya.
“Mereka memang menyebabkan kerusakan, tetapi penyebab kematiannya adalah tembakan di kepala,” ungkap Dr Kugel dilansir dari BBC Internasional.
Sebelumnya dilaporkan Yahya Sinwar tewas karena serangan Israel pada Rabu (16/10/2024).
Namun, serangan tersebut bukan merupakan operasi khusus yang dilancarkan Israel, dan lebih bersifat kebetulan.
Militer Israel dilaporkan menemukan tiga kombatan Hamas di dekat gedung di Gaza, dan kemudian menyerang mereka.
Setelah serangan berakhir, tentara Israel menemukan jasad yang diyakini sebagai Yahya Sinwar.
Israel dan Hamas kemudian mengonfirmasikan bahwa penerus Ismail Haniyeh yang dibunuh Israel di Teheran, Iran, itu telah tewas.
Baca Juga: Yahya Sinwar Tewas, Hamas Tegaskan Perjuangan Tidak Berhenti meski Pemimpin Dibunuh Israel
Sinwar sendiri merupakan pemimpin Hamas yang paling dicari oleh Israel, karena dianggap sebagai otak dari serangan ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, yang membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang lainnya.
Israel kerap mengatakan Yahya Sinwar telah terkepung, namun ia selalu berhasil meloloskan diri.
Keberadaan dan kondisinya pun kerap dipertanyakan, karena ia tak pernah lagi muncul di hadapan publik setelah 7 Oktober.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC Internasional