> >

Netanyahu Tolak Permintaan Macron untuk Gencatan Senjata di Lebanon

Kompas dunia | 16 Oktober 2024, 19:20 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, Selasa (24/10/2023). (Sumber: AP Photo/Christophe Ena)

 

YERUSALEM, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan "gencatan senjata sepihak" di Lebanon.

Menurut pernyataan resmi kantor Netanyahu, hal itu disampaikan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam panggilan telepon pada Selasa (15/10/2024).

Netanyahu juga menolak kesepakatan yang menurutnya akan memungkinkan Hizbullah untuk kembali mempersenjatai diri. 

“Perdana Menteri mengatakan kepada Presiden Macron bahwa dia menentang gencatan senjata sepihak yang tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon dan hanya akan mengembalikan negara itu ke keadaan sebelumnya,” bunyi pernyataan kantor Netanyahu, dikutip dari Anadolu

Netanyahu menambahkan “Israel sedang beroperasi melawan Hizbullah untuk mencegah ancaman terhadap warga Israel di perbatasan utara dan untuk memungkinkan mereka kembali ke rumah mereka dengan aman.”

Dia menegaskan “Israel tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang tidak menghentikan Hizbullah dari mempersenjatai dan memulihkan kekuatan.”

Selain itu, Netanyahu terkejut dengan rencana Macron untuk mengadakan konferensi di Paris yang membahas isu Lebanon, yang akan melibatkan negara-negara seperti Afrika Selatan dan Aljazair, yang menurutnya, bekerja untuk menolak hak dasar Israel untuk mempertahankan diri dan eksistensi Israel.

Pada 9 Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengumumkan konferensi internasional yang diselenggarakan Macron akan berlangsung pada 24 Oktober di Paris. 

Konferensi ini akan mengumpulkan negara-negara mitra Lebanon, PBB, Uni Eropa, serta organisasi internasional dan regional, bersama dengan masyarakat sipil, untuk “menggerakkan komunitas internasional dalam memenuhi kebutuhan perlindungan dan bantuan mendesak Lebanon.”

Sebelumnya, harian Prancis, Le Parisien, melaporkan pada Selasa, Macron mengatakan dalam rapat kabinet bahwa “Netanyahu tidak boleh lupa bahwa Israel didirikan pada tahun 1948 berdasarkan keputusan PBB, sehingga dia tidak dapat mengabaikan resolusi PBB.”

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU