Intelijen Iran Diklaim Melemah, Dianggap Gagal Hentikan Penyusupan Mata-Mata Israel
Kompas dunia | 14 Oktober 2024, 22:17 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Intelijen Iran dihujani kritikan setelah dianggap melemah usai dianggap gagal hentikan penyusupan mata-mata Israel.
Hal itu diungkapkan oleh pemimpin Institute for Policy Revival Mehdi Kharatian.
Ia memimpin kritik seputar kelemahan infrastruktur keamanan dan intelijen Iran, menyoroti yang digambarkannya sebagai kurangnya respons serius terhadap aktivitas Israel.
Baca Juga: 2 Warga Israel Ditangkap atas Aksi Sabotase dan Ingin Bunuh Tokoh Zionis, Diklaim Bekerja untuk Iran
Kharatian pun mengutip pembunuhan Saeyed Razi Mousavi di Suriah pada Desember lalu sebagai contoh utama.
Mousavi yang memiliki hubungn dengan Garda Revolusi Iran dibunuh oleh serangan yang dikaitkan dengan Israel. Kharatian mengkritik respons dari badan intelijen Iran.
“Sehari setelah pembunuhan, semuanya berada di rumah pukul 2 siang,” katanya dikutip dari Iran International, Senin (14/10/2024).
Ia mengimplikasikan bahwa pasukan keamanan tak memperlakukan insiden tersebut sebagai peringatan penting.
“Mereka mengatakan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu ingin memalsukan pencapaian, namun mereka seharusnya menganalisis kenapa Israel memutuskan beraksi pada saat ini,” tuturnya.
Kritikan itu muncul saat Iran menghadapi serangkaian tuduhan besar yang melibatkan pejabat intelijen yang dituduh bekerja sama dengan badan-badan Israel.
Di antara kasus-kasus terbaru adalah Esmail Qaani, komandan pasukan elite Quds dari Garda Revolusi Iran, yang dilaporkan ditempatkan di bawah penjagaan dan diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan terhadap pelanggaran keamanan yang signifikan.
Iran sendiri membantah laporan tersebut.
Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa meski Qaani masih hidup dan tak disakiti, statusnya menunjukkan semakin meningkatnya kekhawatiran atas kerentanan internal.
Kharatian mengatakan Iran secara konsisten meremehkan kemampuan Israel dalam infromasi dan perang siber.
“Keunggulan Israel dalam perang informasi membayangi seluruh pencapaian kami,” katanya.
Kharatian pun menuduh intelijen Israel salah mengalokasikan sumber daya untuk fungsi-fungsi penting.
Ia merujuk pada percakapan dengan seorang wakil di badan intelijen.
“Saya menunjukkan kesalahan kepala badan intelijen. Kesalahakn strategis telah dibuat,” ucapnya.
Menurut Kharatian, hal ini termasuk mengalihkan dana ke bidang-bidang yang tak terlalu penting, sehingga melemahkan kapasitas negara untuk merespons ancaman eksternal.
Aparat intelijen Iran juga disalahkan karena memprioritaskan pengawasan internal, dibandingkan ancaman eksternal seperti Israel.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Tenda di Rumah Sakit di Gaza, 4 Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Luka-Luka
Kharatian mengatakan upaya intelijen Iran dipusat pada pemantauan para pembangkang dalam negeri, ketimbang melawan operasi Israel.
“Hilangkan slogan ‘matilah Israel’ atau berhenti menjadikannya prioritas keseratus di departemen intelijen,” ujarnya.
Kritikan Kharatian juga menyasar ke sikap kebijakan Iran, dengan Kharatian menunjuk pada tidak adanya “meja Israel” di Kementerian Luar Negeri, sesuatu yang bahkan dipertahankan oleh negara-negara seperti Pakistan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Iran International