Iran Dilaporkan Ketar-ketir Menunggu Respons Serangan Balasan Israel, Terlihat dari Hal Ini
Kompas dunia | 12 Oktober 2024, 09:02 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Pemerintah Iran dilaporkan tengah ketar-ketir menunggu respons serangan balasan Israel atas peluncuran rudal mereka.
Hal itu terlihat upaya Iran melakukan lobi diplomatik ke sejumlah negara di Timur Tengah.
Hal itu mereka lakukan untuk mengukur apakah dapat mengurangi skala respons Israel terhadap serangan rudal Iran bulan lalu.
Baca Juga: Tentara Indonesia Terluka Saat IDF Gempur Pasukan PBB, Biden Tegur Israel Agar Tak Serang UNIFIL
Sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan kepada CNN Internasional, Jumat (11/10/2024), jika upaya itu gagal, setidaknya bisa membantu untuk melindungi Teheran.
Sumber yang meminta anonimitas itu mengatakan kecemasan Iran berasal dari ketidakpastian apakah Amerika Serikat (AS) dapat meyakinkan Israel untuk tak menyerang situs nuklir dan fasilitas minyak Iran.
Selain itu juga, fakta bahwa milisi proksi terpentingnya di kawasan tersebut, Hizbullah, telah dilemahkan secara signifikan oleh operasi militer Israel dalam beberapa pekan terakhir.
AS sendiri dilaporkan telah berkonsultasi dengan Iran mengenai rencana merepsons serangan Iran pada 1 Oktober lalu.
Pejabat AS telah menegaskan bahwa mereka tak ingin Israel menyerang fasilitas nuklir dan minyak Iran.
Presiden AS Joe Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (9/10/2024).
Pada pembicaraan itu Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa pembalasan Israel harus proporsional.
Sekutu kawasan teluk AS, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Qatar, juga mengungkapkan kekhawatiran ke AS mengenai potensi serangan ke fasilitas minyak Iran.
Menurut diplomat Arab hal itu akan menciptakan ekonomi negatif dan dampak lingkungan di seluruh kawasan.
Pemerintahan Biden mengungkapkan kekhawatiran yang dalam bahwa saling serang antara Iran dan Israel, yang dimulai tahun ini setelah Israel menyerang apa yang Iran sebut sebagai gedung konsulat mereka di Damaskus, akan menjurus pada perang kawasan yang juga menyeret AS.
Salah satu kekhawatiran terbesar adalah bahwa pengaruh AS terhadap Israel tampaknya terus berkurang selama setahun terakhir.
Serupa dengan operasi di Gaza, Israel semakin mengabaikan seruan AS untuk lebih menahan diri di Lebanon.
Baca Juga: Korea Utara Tuduh Korea Selatan Kirim Drone ke Pyongyang, Ancam Balas dengan Serangan
Terlihat dari pemboman dan serangan darat Israel yang intensif telah menewaskan lebih dari 1.400 orang sejak akhir bulan lalu.
Israel juga tak berkonsultasi dengan AS sebelum melakukan serangan masif yang menghancurkan ribuan pager dan walki-talkie yang digunakan Hizbullah bulan lalu.
Begitu juga dengan pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah di Beirut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN Internasional