> >

Putin Bertemu Pezeshkian: Rusia dan Iran Sering Sejalan dalam Penilaian Isu Internasional

Kompas dunia | 11 Oktober 2024, 20:41 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian berpose untuk foto selama pertemuan mereka di sela-sela Forum Internasional Interkoneksi Zaman dan Peradaban – dasar perdamaian dan pembangunan yang didedikasikan untuk peringatan 300 tahun kelahiran penyair dan pemikir Turkmenistan terkemuka Magtymguly Fragi di Ashgabat, Turkmenistan, Jumat, 11 Oktober 2024. (Sumber: Alexander Shcherbak, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

ASHGABAT, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa Rusia dan Iran kerap memiliki pandangan serupa terkait isu-isu internasional. 

Hal tersebut disampaikan Putin saat bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam pertemuan bilateral pertama mereka di Ahsgabat, Turkmenistan.

"Kami bekerja sama secara aktif di panggung internasional, dan penilaian kami terhadap peristiwa dunia sering kali sangat dekat," ujar Putin, Jumat (11/10/2024) dikutip dari TASS.

Ini merupakan kali pertama Putin dan Pezeshkian bertemu secara langsung. Kremlin menyebutkan bahwa kedua pemimpin akan membahas sejumlah isu penting, termasuk hubungan bilateral dan situasi di Timur Tengah.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexey Overchuk, Ajudan Kremlin Yury Ushakov, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Galuzin, turut serta dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu di Asia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengeluarkan peringatan tegas kepada Israel terkait potensi serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. 

Ia menegaskan bahwa serangan tersebut akan dianggap sebagai “provokasi serius.”

"Serangan terhadap fasilitas nuklir damai Iran akan menjadi provokasi yang sangat serius," kata Lavrov dalam konferensi pers di Vientiane, Laos, Jumat, dikutip dari Anadolu.

Baca Juga: Respons Rusia usai Tentara Korea Utara Diklaim Bantu Pasukan Putin di Ukraina: Itu Berita Palsu

Lavrov juga menambahkan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak menemukan tanda-tanda Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. 

Menurutnya, situasi yang meningkat di Timur Tengah harus disikapi dengan fakta, bukan spekulasi.

Pernyataan Lavrov muncul setelah adanya laporan bahwa parlemen Iran mempertimbangkan untuk menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Langkah ini dipicu oleh ancaman serangan dari Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.

Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel minggu lalu. 

Serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons dengan tegas. 

"Iran akan membayar mahal untuk serangan ini," ujar Netanyahu, yang bersumpah akan melanjutkan aksi militer terhadap Iran. 

Baca Juga: Rusia Klaim Serangan Balik di Kursk Tewaskan 21.550 Tentara Ukraina dan Hancurkan 139 Tank

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : TASS/Anadolu


TERBARU