> >

Pencarian Korban Serangan Udara Israel di Beirut yang Tewaskan 22 Orang Terus Dilakukan

Kompas dunia | 11 Oktober 2024, 19:30 WIB
Warga memeriksa apartemen mereka yang hancur di lokasi serangan udara Israel pada hari Kamis di Beirut, Lebanon, Jumat (11/10/2024). (Sumber: AP Photo/Hassan Ammar)

BEIRUT, KOMPAS.TV — Dua serangan udara Israel menghantam pusat kota Beirut pada Kamis (10/10/2024) malam, menewaskan 22 orang dan melukai sedikitnya 117 orang. Serangan ini menjadi yang paling mematikan sejak eskalasi terbaru konflik di wilayah tersebut, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon.

Serangan yang terjadi di dua lingkungan padat penduduk di kawasan Syiah, yaitu Basta dan Nweiri, berlangsung tanpa peringatan dari otoritas Israel. 

Rudal yang menghantam kawasan Basta menghancurkan sebuah gedung berlantai empat dan merusak tiga bangunan lain di sekitarnya.

Di Nweiri, rudal menghantam lantai tiga sebuah gedung delapan lantai, mengakibatkan puing-puing besar berhamburan ke jalan, merusak toko-toko dan kendaraan yang terparkir di sekitarnya.

Dilansir dari BBC, upaya pencarian korban masih berlangsung hingga Jumat (11/10/2024) pagi.

Kepala tim penyelamat Pertahanan Sipil, Youssef Al-Mallah, mengatakan bahwa lima orang masih belum ditemukan. 

Keluarga korban yang hilang diimbau untuk memberikan informasi mengenai keberadaan kerabat mereka. 

Di antara yang hilang, terdapat seorang ibu dari anak-anak kecil yang terakhir kali terlihat dibawa dengan tandu dari lokasi serangan.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Beirut, Sedikitnya 22 Orang Tewas

Di lokasi serangan di Basta, warga yang panik dan bingung terlihat mencoba menyelamatkan barang-barang mereka yang selamat dari puing-puing. 

Beberapa orang mencari sanak saudara yang masih hilang, sementara tim penyelamat terus bekerja di tengah kondisi yang sulit.

Kesaksian Korban

Seorang saksi mata, Hassan Jaafar (22), yang berada sekitar 50 meter dari lokasi serangan di Basta, menceritakan bagaimana ledakan itu terjadi. 

“Kami mendengar suara gemuruh yang semakin keras setiap detiknya. Gelombang kejutnya membuat kami terhempas ke belakang, dan udara dipenuhi debu serta puing-puing,” kata Jaafar.

Jaafar bersama teman-temannya mengalami luka ringan akibat pecahan kaca dan puing-puing.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC


TERBARU