> >

Hizbullah untuk Pertama Kali Dukung Upaya Gencatan Senjata di Lebanon, tapi Tak Ungkit Gaza

Kompas dunia | 11 Oktober 2024, 12:28 WIB
Wakil Sekjen Hizbullah Naim Qassem. (Sumber: AP Photo/Bilal Hussein)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Hizbullah untuk pertama kalinya mendukung upaya gencatan senjata di Lebanon.

Upcaya gencatan senjata tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekjen Hizbullah, Naim Qassem, Selasa (8/10/2024).

Namun, dalam pernyataan itu ia tak mengungkit tentang Gaza.

Baca Juga: Jadi Target Serangan Israel yang Bunuh 22 Orang di Lebanon, Petinggi Hizbullah Menyelamatkan Diri

“Kami mendukung upaya politik yang dipimpin oleh (Ketua Parlemen Nabih) Berri di bawah upaya mencapai gencatan senjata,” katanya dikutip dari CNN Internasional.

“Setelah gencatan senjata ditegakkan dan diplomasi bisa mencapainya, semua detail lainnya akan didiskusikan dan keputusan akan dilakukan secara kolaboratif,” kata Naim Qassem.

Hizbullah mulai menembaki Israel sejak 8 Oktober tahun lalu sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas.

Hizbullah sendiri sebelumnya menegaskan akan menghentikan serangan ke Israel, ketika gencatan senjata dengan Hamas tercapai di Gaza.

Namun, Israel bersikeras menegaskan bahwa Hizbullah memisahkan konfliknya dengan Israel dari perangnya dengan Hamas.

Pada pidatonya yang menandai keterlibatan Hizbullah dalam perang dengan Israel, Qassem tak mengungkapkan gencaran senjata di Gaza sebagai kondisi agar gencatan senjata di Lebanon tercapai.

Ini menjadi pidato kedua Naim Qassem sejak pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akhir bulan lalu.

Israel sejak itu melakukan serangan terbatas ke selatan Lebanon yang menargetkan Hizbullah, yang terus melakukan serangan roket ke utara Israel.

Nabih Berri, pemimpin Partai Amal Syiah yang beraliansi dengan Hizbullah, menjadi sosok kunci dalam negosiasi gencatan senjata yang dimediasi negara Barat.

Baca Juga: NATO Remehkan Ancaman Putin Bakal Pakai Senjata Nuklir, Sebut Aliansi Barat Sangat Kuat

Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan bahwa Nasrallah sendiri sebenarnya sudah setuju untuk gencatan senjata sementara.

Ia dilaporkan telah menghubunghi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Marcon, serta aliansi lainnya dalam Majelis Umum PBB bulan lalu.

Namun, segera setelahnya Nasrallah dibunuh oleh Israel dalam serangan udara di Beirut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN Internasional


TERBARU