Indonesia Kecam Serangan Israel yang Lukai 2 Prajurit TNI UNIFIL di Lebanon
Kompas dunia | 11 Oktober 2024, 01:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia dengan tegas mengecam tindakan pasukan Israel (IDF) yang menyebabkan cedera pada dua prajurit TNI yang tergabung dalam misi Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Roy Soemirat.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," ujar Menlu dalam pernyataan resmi, Kamis (10/10/2024).
Serangan yang dilakukan IDF ini melukai dua prajurit TNI saat mereka tengah menjalankan tugas di menara pengawas di markas kontingen Indonesia di Naqoura.
Kedua prajurit tersebut mengalami luka ringan akibat tembakan dari tank Merkava IDF.
“Kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik,” tambah Menlu.
Retno Marsudi juga mengonfirmasi dirinya telah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit) terkait insiden ini.
Menanggapi serangan ini, UNIFIL juga mengeluarkan pernyataan resmi yang mendesak IDF untuk mematuhi kewajiban internasional dalam menjamin keamanan dan keselamatan personel serta properti PBB.
UNIFIL menegaskan bahwa serangan terhadap pasukan perdamaian PBB adalah pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Baca Juga: UNIFIL Ungkap Tank Israel Tembak Markas Pasukan PBB, 2 Prajurit Terjatuh dari Menara
"Indonesia mengingatkan IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL, serta memastikan keselamatan dan keamanan personel UNIFIL," tegas Retno.
Lebih lanjut, Menlu juga menekankan bahwa setiap serangan terhadap penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional. Indonesia mendesak agar segera dilakukan penyelidikan terhadap serangan ini dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto juga telah mengonfirmasi bahwa dua prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB terluka akibat rekoset atau pantulan dari tembakan tank Israel.
“Akibat kejadian tersebut, personel TNI terkena rekoset dan mengalami luka ringan pada kaki, namun kondisi mereka normal,” jelas Kapuspen.
Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, mengatakan insiden yang melibatkan penembakan terhadap dua penjaga perdamaian ini adalah bagian dari serangkaian serangan yang dilakukan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Tenenti menegaskan, "Menargetkan penjaga perdamaian adalah pelanggaran serius, tidak hanya terhadap Resolusi 1701, tetapi juga terhadap hukum kemanusiaan internasional."
“Untungnya mereka tidak terluka parah,” kata Tenenti.
Ia menambahkan bahwa UNIFIL telah memulai dialog dengan otoritas Israel untuk menyelidiki insiden tersebut. Tenenti juga memperingatkan bahwa jika situasi terus memburuk, Dewan Keamanan PBB akan menentukan langkah selanjutnya terkait operasi UNIFIL di Lebanon.
Namun, untuk saat ini, UNIFIL tetap berkomitmen untuk menjalankan tugasnya di lapangan dengan tujuan memantau situasi dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Pasukan Indonesia yang bertugas di UNIFIL bertugas di berbagai satuan, di antaranya Maritime Task Force MTF, Satgas Batalyon Mekanis TNI INDOBATT, Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit FHQSU, Satgas Indo Force Protection Company FPC, Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination CIMIC TNI, Satgas Military Community Outreach Unit MCOU, dan Satgas Level 2 Hospital.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kemlu /Al Jazeera