Serangan Israel di Gaza Tewaskan Belasan Orang, Rumah Sakit Terancam Tutup, Termasuk RS Indonesia
Kompas dunia | 9 Oktober 2024, 17:57 WIB"Orang-orang di sini mengatakan dengan jelas bahwa mereka akan mati di sini, di Gaza utara, dan tidak mau pergi ke Gaza selatan,” tambahnya.
Rumah Sakit di Gaza Terancam, Termasuk Rumah Sakit Indonesia
Fadel Naeem, Direktur Rumah Sakit Al-Ahly di Kota Gaza, mengatakan pihaknya telah menerima puluhan korban tewas dan luka dari seluruh wilayah utara daerah kantong Palestina sejak Israel melancarkan operasi udara dan darat.
Serangan Israel telah menghancurkan sektor kesehatan Gaza, memaksa sebagian besar rumah sakitnya tutup dan hanya menyisakan sebagian rumah sakit yang berfungsi.
"Situasinya menegangkan," kata Naeem kepada The Associated Press melalui pesan teks. "Kami mengumumkan keadaan darurat, menunda operasi yang dijadwalkan, dan memulangkan pasien yang kondisinya stabil," tambahnya.
Ia mengatakan tiga rumah sakit di utara — Kamal Adwan, Awda, dan Rumah Sakit Indonesia — hampir tidak dapat diakses karena pertempuran. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tentara Israel telah memerintahkan ketiga rumah sakit tersebut untuk mengevakuasi staf dan pasien.
Sementara itu, tidak ada bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah utara sejak 1 Oktober, menurut data PBB.
Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang rumah sakit tersebut atau penangguhan pengiriman bantuan di wilayah utara.
Baca Juga: Israel Serang Lebanon hingga Peringatan Setahun Invasi Israel ke Gaza yang Tewaskan 41 Ribu Orang
Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan pasukan Israel beroperasi di Jabaliya untuk mencegah agar Hamas tidak berkumpul kembali. Ia mengeklaim pasukannya telah menewaskan sekitar 100 milisi, namun tanpa memberikan bukti.
Israel memerintahkan evakuasi besar-besaran di wilayah utara Gaza, termasuk Kota Gaza, pada minggu-minggu awal perang, tetapi ratusan ribu orang diyakini masih berada di sana. Israel mengulangi instruksi tersebut selama akhir pekan, memberi tahu orang-orang untuk melarikan diri ke selatan ke zona kemanusiaan yang diperluas di mana ratusan ribu orang telah berdesakan di kamp-kamp tenda yang kumuh.
Perang dimulai lebih dari setahun yang lalu, ketika Hamas menyerbu ke Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang. Mereka masih menyandera sekitar 100 orang, sepertiganya diyakini telah tewas.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Associated Press