Presiden Petahana Tunisia Siap Menangkan Periode Kedua Kepemimpinan
Kompas dunia | 8 Oktober 2024, 01:50 WIBTUNIS, KOMPAS.TV — Presiden petahana Tunisia Kais Saied berada di ambang kemenangan, setelah jajak pendapat menunjukkan ia menang telak dalam pemilu yang dilaksanakan Minggu (6/10/2024).
Namun demikian, ia menyatakan masih menunggu hasil resmi sebelum menyatakan kemenangan.
Para pendukung Presiden Kais Saied dengan gembira membunyikan klakson dan merayakan kemenangan setelah pemungutan suara berakhir.
Televisi publik menyiarkan gambar-gambar presiden yang berjanji untuk mengejar para pengkhianat yang melawan Tunisia.
"Kami akan membersihkan negara ini dari semua koruptor dan penipu," kata Saied di markas kampanyenya, seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Tunisia Gelar Kampanye Pilpres Sehari setelah Protes Besar Melawan Pemerintah
Siaran televisi publik Tunisia melakukan jajak pendapat dari Sigma Conseil, sebuah firma independen yang secara historis telah menerbitkan angka-angka yang tidak jauh dari penghitungan resmi.
Lembaa ini menunjukkan Saied memenangkan lebih dari 89% suara atas pengusaha Ayachi Zammel dan Zouhair Maghzaoui, seorang sayap kiri yang sebelumnya merupakan pendukung Saied, dan kemudian memilih melawannya.
Di negara Afrika Utara ini, sebagian besar oposisi memilih untuk memboikot pemilihan.
Mereka menekankan rendahnya jumlah pemilih dalam pemilihan hari Minggu. Meskipun demikian, hasil resmi diharapkan akan didapatkan pada hari itu.
Pada saat tempat pemungutan suara ditutup, hanya 2,7 juta orang yang menggunakan hak pilihnya, atau hanya 27,7% dari pemilih yang menggunakan hak suaranya.
Jumlah ini jauh lebih sedikit daripada pemilu sebelumnya dengan jumlah partisipasi yang mencapai 49%.
Pendukung presiden mengatakan, kemenangan keduanya ini akan mengirimkan pesan yang jelas kepada kelas politik yang melawan kekuasaannya.
“Kami lelah dengan pemerintahan yang kami miliki sebelumnya. Kami menginginkan pemimpin yang ingin bekerja untuk Tunisia. Negara ini sedang menuju kehancuran,” kata Layla Baccouchi, pendukung Saied.
Baca Juga: Krisis Ekonomi dan Kekeringan, Warga Tunisia Kesulitan Beli Hewan Kurban untuk Iduladha
Pemilu ini merupakan yang ketiga sejak Tunisia menjadi negara pertama yang menggulingkan diktator lama dalam pemberontakan Musim Semi Arab pada tahun 2011.
Pada tahun-tahun berikutnya, Tunisia menetapkan konstitusi demokrasi baru, yang membentuk Komisi Kebenaran dan Martabat untuk memberikan keadilan kepada warga negara yang disiksa di bawah rezim sebelumnya.
Namun, para pemimpin barunya tidak mampu menopang ekonominya yang sedang terpuruk dan dengan cepat menjadi tidak populer di tengah pertikaian politik dan episode kekerasan yang terus-menerus.
Para pengamat menilai, dua pemilihan umum pertama pasca-Musim Semi Arab di negara itu bebas dan adil.
Namun, menjelang pemilihan tahun ini terjadi penangkapan beberapa penantang yang dinyatakan sah dan dilakukan penahanan terhadap kritikus sayap kanan dan kaum Islamis.
Isu-isu ini menjadi masalah yang menonjol dalam pemilu Tunisia tahun ini.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya
Sumber : The Associated Press