> >

Dokter Inggris Akui Suntik Pasangan Ibunya dengan Racun yang Disamarkan sebagai Vaksin, Ini Motifnya

Kompas dunia | 8 Oktober 2024, 00:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid. Seorang Dokter di Inggris mengaku mencoba membunuh pasangan ibunya dengan racun yang disamarkan sebagai vaksin COVID-19. (Sumber: AP Photo/Nam Y. Huh, File)

LONDON, KOMPAS.TV — Seorang dokter Inggris pada Senin (7/10/2024) mengaku mencoba membunuh pasangan ibunya yang menghalanginya mendapatkan warisan. Dia mengaku menyuntik pria itu dengan racun yang disamarkan sebagai vaksin Covid-19.

Jaksa penuntut mengatakan Thomas Kwan berpura-pura menjadi perawat yang memberikan suntikan dan menyuntik Patrick O'Hara dengan zat beracun, yang kemungkinan merupakan pestisida. 

Kwan, 53 tahun, awalnya membantah percobaan pembunuhan, tetapi akhirnya mengubah pengakuannya menjadi bersalah setelah jaksa penuntut memaparkan kasus mereka di Pengadilan Newcastle Crown, Inggris.

Jaksa penuntut Thomas Makepeace mengatakan kepada pengadilan bahwa Kwan adalah dokter keluarga yang dihormati dan berpengalaman yang tinggal di Sunderland, sekitar 24 kilometer dari Newcastle. Pengacara tersebut mengatakan Kwan menggunakan pengetahuannya tentang racun dan berencana untuk membunuh O'Hara.

Baca Juga: USAID Sumbang Indonesia Rp13 Miliar untuk Vaksinasi Polio: Kami Dukung Indonesia Bebas Polio

O’Hara merupakan potensi halangan baginya untuk mendapatkan warisan dari ibunya, setelah ibunya meninggal. Makepeace mengatakan Kwan memalsukan dokumen, menggunakan kendaraan dengan pelat nomor palsu, dan menyamarkan dirinya dengan pakaian pelindung dari ujung kepala hingga ujung kaki, kacamata berwarna, dan masker bedah untuk mengunjungi rumah di Newcastle yang ditempati O'Hara bersama ibu Kwan, Jenny Leung, pada bulan Januari. 

"Seperti yang saya duga, O'Hara akan tertipu mentah-mentah," kata jaksa penuntut.

Keesokan harinya, dalam keadaan kesakitan dan lengannya melepuh, O'Hara pergi ke rumah sakit, di mana ia didiagnosis menderita necrotizing fasciitis atau penyakit pemakan daging langka. 

Sebagian lengannya dipotong untuk menghentikan penyebaran racun, dan O'Hara menghabiskan beberapa minggu dalam perawatan intensif karena suntikan tersebut. 

Baca Juga: Manfaatkan Jeda Operasi Militer Israel, Ribuan Anak di Gaza Berbondong-bondong Vaksin Polio

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU