> >

Sungai-Sungai di Bumi Hadapi Tahun Terkering pada 2023 dalam 3 Dekade Terakhir

Kompas dunia | 8 Oktober 2024, 04:15 WIB
Sebagian Sungai Negro mengering di pelabuhan Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, Jumat, 4 Oktober 2024, di tengah kekeringan parah yang dialami wilayah ini. (Sumber: AP Photo/Edmar Barros)

JENEWA, KOMPAS.TV — Badan cuaca PBB melaporkan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terkering dalam lebih dari tiga dekade terakhir bagi sungai-sungai di dunia. Tahun yang sangat panas itu menyebabkan mengeringnya aliran air dan menyebabkan kekeringan berkepanjangan di beberapa tempat.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) juga mengatakan gletser yang mengalirkan air ke sungai-sungai di banyak negara mengalami kehilangan massa terbesar dalam lima dekade terakhir. Fenomena ini menunjukkan bahwa pencairan es dapat mengancam keamanan air jangka panjang bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Alami Kekeringan Selama 6 Bulan, Warga Kulonprogo Hanya Andalkan Bantuan Air Bersih

“Air adalah tanda bahaya perubahan iklim. Kami menerima sinyal bahaya dalam bentuk curah hujan yang semakin ekstrem, banjir, dan kekeringan yang menimbulkan dampak besar pada kehidupan, ekosistem, dan ekonomi," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo, yang merilis laporan tersebut pada Senin (7/10/2024), seperti dikutip dari The Associated Press.

Ia mengatakan bahwa meningkatnya suhu telah menyebabkan siklus hidrologi menjadi lebih tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Suhu yang meningkat ini dapat menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit air, melalui bencana kekeringan atau banjir.

Badan cuaca, mengutip angka-angka dari UN Water, mengatakan sekitar 3,6 miliar orang menghadapi akses yang tidak memadai terhadap air setidaknya selama satu bulan dalam setahun, dan angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi 5 miliar pada tahun 2050.

Dunia menghadapi tahun terpanas yang pernah tercatat pada tahun 2023, dan musim panas tahun ini juga merupakan musim panas terpanas yang pernah ada. Fenomena ini meningkatkan tanda-tanda peringatan untuk kemungkinan rekor tahunan baru pada tahun 2024.

"Dalam 33 tahun data (terakhir), kami tidak pernah mengalami kondisi kering seperti itu di wilayah seluas ini," kata Stefan Uhlenbrook, direktur hidrologi, air dan kriosfer di WMO.

Baca Juga: BMKG: 26 Wilayah Tidak Hujan Lebih dari 2 Bulan, Waspada Kekeringan Meteorologis

WMO menyerukan peningkatan dalam pengumpulan dan pembagian data untuk membantu memperjelas gambaran sebenarnya tentang sumber daya air dan membantu negara-negara dan masyarakat mengambil tindakan sebagai respon atas fenomena yang terjadi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa Amerika Serikat bagian selatan, Amerika Tengah, dan negara-negara Amerika Selatan Argentina, Brasil, Peru, dan Uruguay menghadapi kondisi kekeringan yang meluas dan tingkat air terendah yang pernah diamati di Amazon dan di Danau Titicaca, yang berada di perbatasan antara Peru dan Bolivia.

WMO mengatakan setengah bumi menghadapi kondisi aliran sungai kering tahun lalu.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU