> >

Presiden Korea Selatan: Korea Utara Pamer Kekuatan Nuklir untuk Cari Perhatian AS

Kompas dunia | 6 Oktober 2024, 21:29 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kanan, dan Presiden AS Donald Trump bersiap berjabat tangan di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, 30 Juni 2019 (Sumber: AP Photo)

SEOUL, KOMPAS TV — Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan, pengungkapan fasilitas nuklir Korea Utara baru-baru ini diduga bertujuan untuk mencari perhatian Amerika Serikat (AS) menjelang pemilihan presiden (Pilpres) yang bakal berlangsung di Negeri Paman Sam tersebut. 

Menurut Presiden Korea Selatan, Korea Utara kemungkinan akan melakukan provokasi besar seperti uji coba nuklir atau peluncuran rudal jarak jauh.

Dalam wawancara dengan Associated Press sebelum perjalanan ke Laos untuk menghadiri KTT ASEAN, Yoon menyatakan perlucutan senjata nuklir Korea Utara adalah prasyarat untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan makmur.

"Ini akan menyampaikan pesan yang jelas bahwa komunitas internasional tidak akan membiarkan tindakan sembrono Korea Utara," tegas Yoon.

Adapun kekhawatiran tentang Korea Utara meningkat setelah negara itu mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium rahasia, berjanji membangun lebih banyak senjata nuklir, dan terus melakukan uji coba rudal. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga mengancam akan menghancurkan Korea Selatan jika diprovokasi.

Para pengamat mengatakan Kim berharap bisa memanfaatkan kekuatan nuklirnya sebagai alat negosiasi untuk mendapatkan pelonggaran sanksi. 

Mereka memprediksi Kim lebih mengharapkan kemenangan Donald Trump, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Kim pada 2018-2019, dibanding Kamala Harris yang menolak pendekatan bersahabat dengan pemimpin Korea Utara tersebut.

Yoon menanggapi bahwa pengungkapan fasilitas nuklir Korea Utara pada 13 September lalu menunjukkan perlawanan Kim terhadap upaya AS untuk membongkar program nuklir Korea Utara.

"Korea Utara tampaknya sengaja mengungkap fasilitas nuklirnya untuk menarik perhatian AS dan komunitas internasional menjelang pemilu AS," ungkapnya.

Baca Juga: Korea Selatan Pamerkan Rudal Hyunmoo-5, Peringatan Keras bagi Korea Utara

Meskipun Yoon tidak menjelaskan secara detail apakah Korea Selatan mendeteksi aktivitas yang mengindikasikan uji coba nuklir atau rudal balistik antarbenua, ia memastikan bahwa "Korea Selatan memantau Korea Utara dengan cermat melalui aset intelijen gabungan Korea Selatan-AS."

Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir bawah tanah sejak 2006 serta beberapa peluncuran ICBM. Meski pengamat percaya Korea Utara belum memiliki rudal nuklir yang bisa mencapai AS, mereka yakin Korea Utara bisa menyerang seluruh Korea Selatan dan Jepang.

Sejak dilantik pada 2022, Yoon mengutamakan aliansi yang kuat dengan AS untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Ia juga memperbaiki hubungan dengan Jepang, yang memperkuat kerja sama keamanan trilateral antara Korea Selatan, AS, dan Jepang. Langkah ini membuat Korea Utara marah dan menyebut Yoon sebagai pengkhianat.

Namun, ada kekhawatiran bahwa jika Trump kembali ke Gedung Putih, ia bisa mengganggu aliansi Korea Selatan-AS, terutama setelah permintaan Trump sebelumnya agar Korea Selatan meningkatkan kontribusi biaya bagi penempatan militer AS.

"Ada dukungan bipartisan yang kuat untuk aliansi ROK-AS di Amerika Serikat," ungkapnya optimistis.

Yoon juga yakin bahwa hubungan Korea Selatan dan Jepang akan terus berkembang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba yang baru. Menurut Yoon, pertemuan bilateral antara kedua pemimpin sedang diatur di sela-sela pertemuan ASEAN.

Baca Juga: Pembelot Korea Utara Curi Bus demi Kembali ke Negara Kim Jong-Un, Menderita di Korea Selatan

Ia juga berpendapat bahwa ancaman nuklir Korea Utara bertujuan untuk memicu perpecahan di dalam negeri Korea Selatan dan memperkuat kontrol domestik rezim Kim Jong Un.

"Klaim Korea Utara sebelumnya bahwa program nuklir mereka tidak ditujukan untuk Republik Korea telah terbukti salah," kata Yoon.

Ketika ditanya tentang peluncuran balon sampah oleh Korea Utara ke Korea Selatan, Yoon memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi konsekuensi yang sulit dihadapi jika keselamatan warga Korea Selatan terancam.

Sebelum mengunjungi Laos, Yoon akan mengunjungi Filipina dan Singapura. Di KTT ASEAN, selain isu nuklir Korea Utara, Korea Selatan akan membahas pembentukan kemitraan strategis komprehensif ROK-ASEAN yang mencakup politik, keamanan siber, dan jaring pengaman finansial.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU