> >

Hizbullah Laporkan Hilang Kontak dengan Calon Pemimpin Safieddine usai Israel Gempur Beirut

Kompas dunia | 6 Oktober 2024, 00:06 WIB
Ibrahim Aqil, kiri, bersama Hashem Safieddine, kanan, yang kemungkinan besar akan menjadi penerus Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama 32 tahun sebelum meninggal pada Jumat. (Sumber: Times of Israel)

BEIRUT, KOMPAS.TV – Kontak dengan Hashem Safieddine, yang disebut-sebut sebagai calon pemimpin berikutnya Hizbullah, dilaporkan hilang setelah serangan udara Israel pekan ini, menurut sumber tingkat tinggi dari kelompok tersebut, Sabtu (5/10/2024).

"Kontak dengan Sayyed Safieddine hilang sejak serangan hebat di wilayah selatan Beirut pada dini hari 4 Oktober," ujar pejabat itu seperti laporan Straits Times. 

"Kami tidak tahu apakah dia berada di lokasi yang diserang atau siapa yang mungkin bersamanya," tambahnya.

Sumber lain yang dekat dengan Hizbullah mengonfirmasi bahwa komunikasi dengan Safieddine terputus, dan keberadaannya tidak diketahui.

"Hizbullah berusaha mencapai markas bawah tanah yang menjadi target, namun setiap kali mereka mencoba, Israel kembali melancarkan serangan untuk menghalangi upaya penyelamatan," ujarnya.

Safieddine diketahui berada bersama Kepala Intelijen Hizbullah, Hajj Murtada, saat serangan terjadi.

Kedua sumber tersebut meminta anonimitas karena sensitivitas informasi.

Baca Juga: Hizbullah Umumkan Berhasil Tewaskan Lebih dari 20 Tentara Israel dalam Serangan di Lebanon Selatan

Seorang pelayat memegang poster pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dibunuh Israel, dengan kutipan dari kata-katanya, Kita Pasti akan Menang, di Stasiun Enqelab-e-Eslami (Revolusi Islam) di pusat kota Teheran, Iran, Senin (30/9/2024). (Sumber: AP Photo/Vahid Salemi)

Pada 4 Oktober dini hari, sumber lain menyebutkan bahwa Israel melakukan 11 serangan berturut-turut di markas Hizbullah di Beirut selatan, dalam salah satu serangan paling kuat sejak intensifikasi kampanye pemboman oleh Israel pekan lalu.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka menargetkan "markas intelijen Hizbullah di Beirut."

Serangan tersebut terjadi sepekan setelah militer Israel mengeklaim telah membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara di markas mereka di Beirut selatan.

Sementara itu, setidaknya 13 orang tewas pada Sabtu pagi akibat rangkaian pengeboman Israel di pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa di timur Lebanon, serta beberapa kota di Lebanon selatan.

Menurut kantor berita resmi Lebanon, militer Israel melancarkan 12 serangan udara di pinggiran selatan Beirut, menargetkan beberapa area penting.

Satu orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel di sebuah rumah di kawasan Saad Nayel, sementara Direktur Sekolah Al-Abrar terbunuh dalam serangan udara di kediamannya di Kota Al-Rafid, Lembah Rashaya.

Seorang perempuan juga meninggal akibat luka yang dideritanya setelah terluka dalam serangan udara di Kota Ain, Bekaa utara, pada Jumat. Dikatakan bahwa korban adalah anggota Palang Merah Lebanon, meskipun belum ada pernyataan resmi dari organisasi tersebut.

Baca Juga: Ancaman Pemimpin Iran Ali Khamenei ke Israel, Hizbullah dan Hamas Akan Bangkit dan Tak Pernah Mundur

Dua pria muda juga tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah mobil di daerah Marj Harouf, Provinsi Nabatieh, Lebanon selatan. Israel juga menargetkan sebuah sepeda motor dengan rudal berpemandu, namun pengendaranya berhasil melarikan diri.

Empat orang lainnya tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Kota Zawtar dan Majdal Selm, di Nabatieh, Lebanon selatan.

Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan empat jenazah dan satu orang yang terluka ditemukan di bawah reruntuhan setelah serangan udara Israel menghancurkan sebuah rumah di kota Joya, distrik Tyre, Lebanon selatan.

Sementara itu, koresponden Anadolu melaporkan serangan udara Israel yang intens di pagi hari pada Sabtu, menghantam daerah sekitar Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut. Namun, hingga saat ini, belum ada rincian lebih lanjut mengenai korban atau kerusakan.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak awal perang Israel di Gaza yang menewaskan lebih dari 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan oleh kelompok Palestina, Hamas, pada bulan Oktober lalu.

Sejak itu, sedikitnya 2.011 orang telah tewas, lebih dari 9.500 terluka, dan 1,2 juta orang mengungsi, menurut pihak berwenang Lebanon.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times / Anadolu


TERBARU