> >

Satu Tahun Genosida di Gaza dan Kegagalan Strategis Militer Israel

Kompas dunia | 5 Oktober 2024, 13:34 WIB
Puing akibat serangan Israel di Gaza City, 11 Oktober 2023. Setahun genosida di Gaza, pakar lakukan evaluasi kegagalan total strategi dan militer Israel, di mana tujuan zionis Israel menghilangkan Hamas, melumpuhkan infrastruktur militer, serta membebaskan sandera, semuanya dipandang gagal total. (Sumber: AP Photo)

ISTANBUL, KOMPAS TV - Seiring masuknya perang Gaza ke tahun kedua, para analis memperingatkan bahwa serangan brutal militer Israel atas Gaza sudah masuk kategori bencana strategis. Meskipun memiliki kekuatan militer yang besar dan melancarkan serangan yang sangat menghancurkan, Israel gagal total mencapai tujuan-tujuan utama yang mereka tetapkan.

Hampir 42.000 warga Palestina tewas dibunuh Israel dan Gaza hancur, tetapi tujuan menghilangkan Hamas, melumpuhkan infrastruktur militer, serta membebaskan sandera, semuanya gagal total.

“Secara resmi, Israel memulai operasi ini dengan dua tujuan: pertama, menyelamatkan sandera, dan kedua, menghancurkan Hamas secara militer … dan jelas, kedua tujuan ini belum tercapai,” kata Zoran Kusovac, seorang analis geopolitik dan keamanan, seperti laporan Anadolu hari Sabtu, 5 Oktober 2024. 

Walaupun Israel telah menimbulkan kerugian besar di pihak Hamas, gagasan bahwa kekuatan kelompok ini telah hancur masih terlalu dini. Andreas Krieg, analis kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, menegaskan upaya Israel untuk menetralkan Hamas gagal total.

“Kami memperkirakan sekitar 40-50% dari batalyon Hamas telah dihancurkan atau tewas. Namun, ini tidak berarti bahwa unit-unit tersebut sudah tidak operasional,” ungkap Krieg, dosen senior di King’s College London. Ia menekankan unit-unit kunci Hamas masih tetap berfungsi dan tetap menjadi ancaman signifikan.

“Mereka (Israel) mungkin telah menewaskan banyak pejuang Hamas, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk mengatakan bahwa Hamas sudah hancur secara operasional.”

Kusovac menambahkan, memerangi kelompok gerilya seperti Hamas jauh lebih kompleks daripada sekadar menghancurkan infrastruktur militer mereka.

“Ini adalah gerakan gerilya yang khas. Di banyak negara yang dijajah, mengalahkan gerakan gerilya hampir tidak mungkin, kecuali Anda mengusir penduduknya dari wilayah tersebut. Satu-satunya cara efektif untuk memusnahkan gerakan gerilya adalah dengan taktik 'bumi hangus'.”

Menurut Kusovac, para perencana militer Israel sudah sejak awal menyadari bahwa mereka tidak bisa mencapai tujuan ini. “Menarik sekali melihat bagaimana militer Israel terseret dalam operasi selama satu tahun tanpa tujuan militer yang jelas.”

Baca Juga: Surat Wasiat Anak Palestina yang Dibunuh Serangan Udara Israel: Jangan Menangisi Aku

Kaki-kaki mungil jenazah anak-anak Palestina yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza tergeletak di tanah di Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al-Balah, Minggu, 22 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Hatem Moussa)

Ia menambahkan, “Sejak awal, militer Israel pasti tahu bahwa Anda tidak bisa memusnahkan Hamas tanpa mengosongkan Gaza dari penduduknya.” Meski ada tokoh sayap kanan Israel yang mungkin mendukung gagasan ini, ia mengatakan, rencana semacam itu tidak mungkin terlaksana karena akan mendapat penolakan dari negara-negara Arab tetangga serta penduduk Gaza sendiri.

Tujuan Israel lainnya, yakni membebaskan sandera yang ditahan Hamas, juga menjadi kegagalan total menurut para ahli. Krieg menyebut pendekatan militer Israel terhadap penyelamatan sandera sebagai kesalahan strategi besar.

“Lebih banyak sandera yang dibebaskan melalui dialog, diskusi, dan mediasi pada November tahun lalu daripada yang berhasil dibebaskan melalui cara militer,” katanya. Ia juga menyoroti bahwa setiap kali pasukan Israel (IDF) mencoba melakukan operasi militer untuk membebaskan sandera, hasilnya justru tragis. “Setiap kali IDF mencoba membebaskan sandera, mereka biasanya malah membunuh para sandera tersebut.”

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU