> >

Rusia Hantam Gedung Apartemen di Ukraina, 12 Orang Luka-luka

Kompas dunia | 3 Oktober 2024, 17:29 WIB
Petugas penyelamat membersihkan puing-puing di dalam gedung yang rusak akibat serangan udara Rusia di Kharkiv, Ukraina, Kamis 3 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo/Yevhen Titov)

KIEV, KOMPAS.TV - Sebuah bom luncur Rusia menghantam apartemen lima lantai di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Rabu (2/10/2024).

Menurut pejabat setempat pada Kamis (3/10/2024), serangan ini melukai sedikitnya 12 orang termasuk seorang anak perempuan berusia 3 tahun.

Gubernur Kharkiv Oleh Syniehubov menyatakan, bom menghantam di antara lantai tiga dan empat gedung tersebut pada Rabu malam, dan langsung memicu kobaran api. Petugas pemadam kebakaran segera mencari korban selamat di antara asap dan puing-puing.

Kota Kharkiv, yang terletak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Rusia, telah sering menjadi sasaran serangan udara selama perang melawan Rusia yang kini telah memasuki tahun ketiga.

Bom luncur telah menjadi senjata yang semakin umum dalam perang Rusia-Ukraina. Bom tersebut telah meneror warga sipil dan menghancurkan pertahanan garis depan tentara Ukraina.

Baca Juga: Tentara Putin Rebut Benteng Strategis Ukraina, Rusia Akhiri 2 Tahun Pelawanan Sengit Kiev

The Associated Press melaporkan, bom ini juga merupakan senjata utama Rusia dalam perebutan kota Vuhledar yang penting secara taktis, pada Rabu, saat pasukan Rusia menghancurkan wilayah Donetsk timur dan memaksa pasukan Ukraina mundur dari kota-kota dan desa-desa yang hancur.

Sementara Ukraina belum melakukan tindakan balasan yang efektif untuk bom luncur yang diluncurkan pesawat Rusia di dalam wilayah Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan terbaru Rusia ke Kharkiv ini semakin menekankan pentingnya dukungan negara-negara Barat bagi negaranya.

Zelenskyy baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Amerika Serikat dalam upaya untuk memastikan dukungan militer lebih lanjut dari Barat.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Associated Press


TERBARU